Gangguan Indera & Fungsional

Apa yang dimaksud dengan Gangguan Indera & Fungsional

Informasi Seputar Gangguan Indera & Fungsional

Bahaya Gangguan Indera, yaitu:

  • Tidak bisa melihat lingkungan sekitar untuk para penyandang tuna netra atau gangguan indera penglihatan, mereka tidak bisa melihat apa yang ada di sekitar mereka. Kesulitan untuk meletakkan barang-barang dan berjalan sangat sulit dilakukan, tersandung, tertabrak, dan tertimpa benda lain adalah bahaya dari gangguan Indera.
  • Untuk para penyandang tuna rungu atau gangguan indera pendengaran, tentu saja mereka tidak bisa berkomunikasi dengan sesama manusia. Mereka juga tidak dapat berbicara karena mereka tidak mendapat eksplorasi kata-kata atau kalimat yang digunakan untuk berkomunikasi. Semua itu bisa membuat mereka tidak bisa beraktifitas karena tidak dapat menyampaikan pesan atau apa yang mereka rasakan.

Bahaya Gangguan Fungsional dikategorikan menurut jenisnya, yaitu:

  • Disabilitas Fisik, seperti terjatuh dan luka jika fasilitas tidak memadai untuk para penyandang gangguan fungsional.
  • Disabilitas Intelektual, seperti keterbelakangan pendidikan karena para disabilitas intelektual perlu pendamping dan metode khusus untuk mentrasfer ilmu sehingga mendapat pengetahuan yang sama.
  • Disabilitas Sensorik, seperti berkurangnya fungsi dari panca indera tersebut.
  • Disabilitas Mental, seperti melukai diri sendiri dan orang lain karena keadaan stres dan depresi dapat membuat penderita tidak dapat berpikir logis.

Tanda atau gejala dari Gangguan Indera adalah :

  • Indera Penglihatan

       Gejala yang perlu diketahui dari gangguan indera penglihatan tentu saja yang berhubungan dengan kemampuan melihat,   seperti: mata berkunang atau ada titik-titik hitam berjalan ketika melihat. Ada juga berupa kemampuan penglihatan yang berkurang seperti yang dialami penderita katarak.

  1. Indera Pendengaran

Gejala gangguan indera pendengaran yaitu kotoran kuping yang terus keluar yang menyebabkan jenis tuli congek atau kurangnya fungsi pendengaran karena lingkungan bising biasanya ditandai dengan telinga yang berdengung terus menerus. Telinga yang selalu gatal dan keluar kotoran telinga juga merupakan gejala gangguan Indera.

Tanda atau gejala Gangguan Fungsional, yaitu:

  1. Disabilitas Fisik

Kaki lumpuh atau tangan yang tidak dapat digerakkan. Biasanya terjadi karena serangan virus polio ataupun karena menderita stroke.

  1. Disabilitas Intelektual

Tidak bisa berkonsentrasi ketika belajar. Mempunyai dunia sendiri sehingga tidak bisa berkomunikasi dengan orang lain yang merupakan gejala dari autis. Terlambat dalam menulis dan membaca yang disebut dislexia.

  1. Disabilitas Sensorik

Sama dengan disabilitas fisik, bahaya disabilitas sensorik yaitu terluka karena tidak bisa memfungsikan sensoriknya.

  1. Disabilitas Mental

Gejala disabilitas mental ini sudah familiar bagi masyarakat seperti, mudah emosi, marah atau sedih. Mengurung diri, menyakiti diri sendiri maupun orang lain.

Sesuai dengan tujuan dari pemerintah yaitu Nawa Cita dari presiden, maka salah satu dukungan yang diperoleh ada di goal pemerintah, yaitu meningkatkan kualitas hidup manusia Indonesia adalah sejalan dengan peningkatan kegiatan dari para disabilitas. Program akhir yang dicapai dari pembangunan kesehatan yaitu masyarakat mencapai kualitas kesehatan yang baik. Untuk itu salah satunya program Indonesia Sehat adalah penanggulangan gangguan Indera dan Fungsional. Sasaran Prioritas:

  1. Pendekatan Siklus Hidup

Semua manusia mengalami siklus kehidupan dari dalam kandungan sampai dengan usia lanjut. Dengan pelayanan kesehatan kandungan, pemeriksaan bayi dari bulan ke bulan sampai dengan tahap remaja. Pelayanan lansia juga diperhatikan seperti konsultasi fisik dan mental.

  1. Pendekatan Keluarga

Keluarga merupakan unsur terdekat dari individu. Dalam hal ini petugas puskesmas punya andil dalam hal itu. Agar deteksi secara dini dan pengobatannya disegerakan. Usaha preomotif dan preventif juga bisa dilakukan.

Pengendalian Faktor Risiko Gangguan Penglihatan dan Kebutaan dengan Perilaku Cerdik dan Patuh:

  • Sesuai dengan nawacita Presiden, ada jargon yang bisa digunakan supaya mencapai goal bersama.
  • Hal pertama yaitu cek kondisi kesehatan secara berkala bukan hanya ketika kondisi badan sakit.
  • Lalu kebiasaan merokok perlu dijauhkan dari kegiatan sehari-hari. Rajin berolahraga dan melakukan diet dengan nutrisi seimbang.
  • Jangan lupa untuk relaksasi dan mengendalikan stres.
  • Semua itu bisa menunjang manusia Indonesia yang produktif.

Untuk mencegah terjadinya penurunan prestasi belajar anak maka dianjurkan mengikuti tes tajam penglihatan dan pendengaran yang dilaksanakan melalui program penjaringan anak sekolah.

Skrining dan deteksi dini ini dilaksanakan minimal sekali setahun secara berkala. 70-80 % katarak merupakan penyebab kebutaan.

Untuk Skrining atau deteksi dini dapat dilakukan oleh kader dengan mudah melalui test hitung jari. Deteksi tajam penglihatan dan pendengaran dapat dilaksanakan secara terintegrasi di Posbindu PTM  dengan cara hitung jari dan tes suara.

Masyarakat mendapatkan pelayanan deteksi dini tajam penglihatan (di bawah 40 tahun menggunakan E-tumbling dan di atas 40 tahun dengan menggunakan hitung jari).

Upaya Pelayanan Kesehatan Penyandang Disabilitas, yaitu:

  1. Promotif: media berfungsi untuk mempromosikan program-program pemerintah.
  2. Preventif: langkah pencegahan secara dini.
  3. Kuratif: pelayanan pemerintah dalam bentuk Rumah Sakit khusus untuk penyandang disabilitas.

Singkatnya, Pemerintah sebagai bagian dari masyarakat harus mencari solusi untuk membuat manusia penyandang disabilitas hidup normal. Peran pemerintah bisa berupa penyediaan fasilitas bagi penyandang disabilitas seperti tempat khusus parkir atau perpustakaan untuk para tuna netra juga sangat berarti.

Sementara peran pemerintah tidak bisa lepas dari peran masyarakat untuk menerima penyandang disabilitas secara terbuka dan memberikan dukungan sehingga mereka bisa menjalani kehidupan normal.

Artikel Seputar Gangguan Indera & Fungsional
Yuk, Mengenal Telinga dan Anatominya

Telinga adalah organ indera yang bertanggung jawab untuk pendengaran. Setiap bagian telinga memil...

Minum Teh Panas Mungkin Kurangi Risiko Glukoma

Orang-orang yang minum teh panas setiap hari lebih kecil berisiko terjangkit gejala glukoma, menu...

Deteksi Dini Faktor Risiko PTM pada Jemaah Haji

Ibadah haji merupakan ibadah yang dilakukan umat Islam setiap ta...

Berenang, Baik untuk Orang dengan Asma

Asma merupakan gangguan kesehatan berupa ...

Artikel Lainnya

Newsletter

Tetap terhubung dengan kami untuk Update info terbaru agenda-agenda PTM Kementerian Kesehatan Indonesia.

Agenda Mendatang
17 November 2024
Hari Diabetes Sedunia (World Diabetes Day) “Diabetes and Well-Being, Kelola Diabetes, Sejahterakan Hidupmu”
17 November 2024
Roche World Diabetes Day - 17 November 2024
26 November 2024
Webinar Hari Diabetes Sedunia 2024 "Diabetes and Well Being, Kelola Diabetes, Sejahterakan Hidupmu"
19 November 2024
Webinar Seri 3 Pasca Stroke: Tata Laksana pada Pasien Stroke di FKTP
05 November 2024
Webinar Seri 2 Hari Stroke Sedunia 2024 "Pre-Stroke: Pencegahan Stroke pada Kelompok Berisiko Tinggi di FKTP"
Selengkapnya