Tes IVA merupakan salah satu cara untuk deteksi dini penyakit kanker serviks atau kanker mulut rahim. Tes IVA diketahui tidak sakit dan dinilai efektif mendeteksi kanker serviks.
“Tidak sakit dan cuma sebentar. Saya baru pertama kali tes ini setelah menikah 10 tahun lalu,” ujar salah seorang ibu seusai menjalani tes IVA di Puskesmas Onekore Kabupaten Ende pada tanggal 3 Agustus 2018. ia mengaku selama ini tak pernah ada keluhan sakit.
Setelah tes IVA, area genitalnya pun juga dibersihkan karena terlihat bercak seperti jerawat. Ia juga diberi obat untuk menghilangkan bercak seperti jerawat tersebut. “Kalau tidak dibersihkan khawatir akan berkembang menjadi kanker,” kata dia.
Tes IVA dilakukan hanya sekitar 3 sampai 8 menit. Dokter akan meneteskan asam astetat ke leher rahim. Perubahan warna akan menunjukkan ada atau tidaknya masalah pada leher rahim. Normal kalau tidak ada perubahan warna.
Sekitar 30 ibu-ibu dari kelurahan Onekore dan Paupire yang mengikuti pemeriksaan IVA di puskesmas tersebut. Para ibu-ibu pun rela antre untuk menjalani tes IVA yang dilayani oleh beberapa Bidan terlatih.
Tes IVA sebaiknya rutin dilakukan satu tahun sekali setelah menikah. Tes IVA cukup murah jika dibanding sejumlah tes lain untuk deteksi kanker. Tes IVA dapat dilakukan di puskesmas dengan biaya maksimal Rp 25.000.
Tetap terhubung dengan kami untuk Update info terbaru agenda-agenda PTM Kementerian Kesehatan Indonesia.