03 Desember 2018

Apakah Dampak Negatif Stres terhadap Otak Manusia?

Apakah Dampak Negatif Stres terhadap Otak Manusia?

Seorang wanita sedang di kafe dengan laptop dan terlihat mengalami stress (ilustrasi Freepik)

Oleh : P2PTM Kemenkes RI

Stres mempengaruhi hidup manusia dari berbagai segi. Stres mengganggu tidur, mempengaruhi suasana hati, membuat sakit. Tapi yang lebih penting lagi, stres merusak otak. Demikian studi teranyar.

Kita semua pernah mengalami stres, bukan? Tetapi jika mengalami stress secara rutin itu bisa berpengaruh sangat besar atas pikiran dan tubuh manusia. Itu bisa menyebabkan keletihan mental dan membuat orang mudah tersinggung atau marah. Itu juga menyebabkan orang tidak bisa tidur, kehilangan nafsu makan dan libido. Stres juga bisa menyebabkan naiknya risiko berbagai penyakit, termasuk penyakit kardiovaskular dan gastrointestinal, serta diabetes.

Baru-baru ini, sekelompok peneliti dari Harvard Medical School di Boston, Massachusetts, meneliti lebih jauh dampak stres terhadap otak. Dalam studinya, mereka melibatkan 2.000 orang usia setengah baya, yang mengikuti studi selama delapan tahun. Mereka yang ikut percobaan juga mengikuti ujian psikologis, ujian ingatan dan ujian kemampuan berpikir sebelum studi dilaksanakan.

Peneliti juga mengambil contoh darah untuk mengukur kadar hormon kortisol di dalam darah mereka. Kortisol adalah hormon yang kerap diasosiasikan dengan stres.

Hasil penelitian mereka menunjukkan, orang yang memiliki kadar kortisol tinggi dalam darah, hasil ujian ingatannya tidak sebaik orang-orang yang kadar kortisolnya digolongkan normal.

Di samping itu, hasil penelitian menunjukkan bahwa kemampuan ingatan mereka yang rendah, tampaknya sudah ada, bahkan sebelum simtom menurunnya ingatan muncul.

"Penelitian kami mendeteksi berkurangnya ingatan dan menyusutnya volume otak pada orang setengah baya sebelum simtomnya muncul," demikian dijelaskan Dr. Justin B. Echouffo-Tcheugui, yang menulis studi tersebut. "Jadi sangat penting bahwa orang berusaha mencari jalan mengurangi stress

"Misalnya dengan tidur cukup, melakukan olah raga ringan, melakukan relaksasi dalam hidup sehari-hari, juga menanyakan kepada dokter tentang kadar kortisol mereka. Selain itu memakan obat untuk mengurangi kadar kortisol, jika diperlukan," tambahnya.(DW)


Artikel Sebelumnya
Melahirkan : Meningkatkan, Lalu Menurunkan Risiko Kanker Payudara
Artikel Selanjutnya
Ojek Difabel 'satu-satunya Di Dunia' Ada Di Yogyakarta

Upcoming Agenda
27 September 2022

Hari Jantung Sedunia 2022

31 Maret 2022

Webinar Hari Ginjal Sedunia'22 : Kenali, Jaga dan Rawat Ginjal Kita Dengan PATUH

26 Maret 2022

Webinar Nakes :Pencegahan & Intervensi Obesitas di FKTP (WOD 2022)

24 Maret 2022

Webinar (HTTS 2022 Seri 1) : Rokok dan Pandemi COVID-19

Selengkapnya
Newsletter

Tetap terhubung dengan kami untuk Update info terbaru agenda-agenda PTM Kementerian Kesehatan Indonesia