Mata minus atau miopi adalah salah satu masalah penglihatan paling umum, terutama pada anak-anak dan remaja. Kondisi ini membuat seseorang mampu melihat objek dekat dengan jelas, tetapi kesulitan melihat objek yang jauh. miopia disebabkan oleh dua faktor utama, yaitu genetik (keturunan) dan lingkungan. Jika tidak dikelola dengan baik, kedua faktor ini dapat meningkatkan risiko gangguan penglihatan serius.
Simak penjelasan mengenai peran faktor genetik dan lingkungan dalam menyebabkan miopia, serta beberapa tips untuk mencegah agar kondisi ini tidak semakin parah!
Genetik adalah salah satu penyebab utama terjadinya miopia. Jika salah satu atau kedua orang tua memiliki riwayat mata minus, maka risiko anak mengalami kondisi serupa akan meningkat secara signifikan:
- 3x lebih berisiko jika salah satu orang tua memiliki miopia.
- 6x lebih berisiko jika kedua orang tua mengalami miopia.
Hal ini menunjukkan bahwa faktor keturunan berperan dalam membentuk struktur bola mata, sehingga meningkatkan kemungkinan terjadinya miopia. Meski faktor genetik tidak dapat diubah, orang tua tetap bisa mengambil langkah pencegahan untuk memperlambat perkembangan miopia pada anak.
- Periksa mata secara rutin. Anak dengan riwayat keluarga miopia sebaiknya melakukan pemeriksaan mata sejak dini untuk mendeteksi masalah penglihatan lebih cepat.
- Pantau kebiasaan visual anak. Pastikan anak menjalani pola hidup sehat yang mendukung kesehatan mata, meskipun ada faktor keturunan.
Selain faktor genetik, lingkungan juga berperan penting dalam meningkatkan risiko miopia. Anak-anak yang sering melakukan aktivitas dengan fokus dekat, seperti membaca, bermain gadget, atau menggambar, berpotensi mengalami miopia. Ini terjadi karena mata bekerja keras untuk terus fokus pada objek dekat, membuat otot mata mudah lelah dan memicu perkembangan mata minus.
Penggunaan alat elektronik, seperti smartphone dan tablet, juga memperburuk kondisi ini. Waktu yang dihabiskan menatap layar secara berlebihan menyebabkan otot mata bekerja lebih berat, sehingga mempercepat perkembangan miopia.
- Batasi waktu layar. Atur penggunaan gadget dan berikan waktu istirahat yang cukup untuk mata anak.
- Terapkan aturan 20-20-20. Setiap 20 menit menatap layar, ajak anak mengalihkan pandangan sejauh 20 kaki (sekitar 6 meter) selama 20 detik untuk merilekskan mata.
- Dorong bermain di luar ruangan. Paparan cahaya alami dapat membantu mencegah dan memperlambat perkembangan miopia.
Penyebab miopia pada anak bisa berasal dari faktor genetik maupun lingkungan. Jika orang tua memiliki riwayat miopia, penting untuk memeriksa kesehatan mata anak secara rutin sejak dini. Selain itu, kebiasaan sehari-hari, seperti terlalu lama menatap layar atau melakukan aktivitas jarak dekat, juga dapat memperparah kondisi mata.
Untuk mengatasi dan mencegah miopia, diperlukan keseimbangan antara aktivitas dalam ruangan dan bermain di luar. Pemeriksaan mata secara berkala serta penerapan kebiasaan visual yang sehat akan membantu menjaga kesehatan mata anak sejak dini.
Sumber :
- Miopia Profile & Journal of Investigative Ophthalmology & Visual Science (IOVS)
- Dr. dr. Feti Karfiati Memed, SpM(K), M.Kes (PERDAMI)
#PenyakitTidakMenular #PTM #PenyakitTidakMenularIndonesia #Miopia #RabunJauh #CegahMiopia #Miopi #CERDIK #PATUH
Tetap terhubung dengan kami untuk Update info terbaru agenda-agenda PTM Kementerian Kesehatan Indonesia.