Orangtua yang mempunyai anak berkebutuhan khusus (disabilitas) kebanyakan akan lebih memanjakan anaknya.
Mereka akan melakukan apapun untuknya karena sang buah hati tidak sama dengan teman-teman sebayanya.
Benar memang anak disabilitas (berkebutuhan khusus) butuh pola asuh yang beda dengan anak-anak lainnya dan seringkali butuh bantuan orang lain dalam melakukan semua kegiatan yang mereka lakukan sehari-hari.
Tapi menurut seorang psikolog yang juga menjabat sebagai Ketua Kemuning Kembar dan Ketua Ikatan Psikologi Klinis, Indria Laksmi Gamayanti, menjelaskan bahwa saat mendidik anak berkebutuhan khusus (disabilitas), melatih kemandiriannya juga tidak kalah penting.
Ia mengatakan, terkadang orangtua tidak ingat untuk melatih kemandirian anaknya yang berkebutuhan khusus.
Hal ini disebabkan karena mereka terlalu sayang dan ada rasa tidak tega kemudian mereka merasa harus melakukan apa pun untuk anaknya yang berkebutuhan khusus tersebut.
Padahal menurutnya, anak yang berkebutuhan khusus juga butuh untuk diajak mandiri dan diberdayakan. Sebelum mereka bisa menjadi berdaya, mereka yang berkebutuhan khusus ini wajib untuk jadi mandiri terlebih dahulu.
Kenyataan di kehidupan nyata, pola asuh orangtua terhadap anak yang berkebutuhan khusus ini ternyata bermacam-macam.
Ada orangtua yang acuh tak acuh terhadap anaknya, tapi tidak sedikit pula orangtua yang selalu berusaha membantu anaknya dalam melakukan kegiatan apa pun.
Mereka yang selalu berusaha membantu anaknya yang berkebutuhan khusus ini akan melakukan apa pun untuk buah hatinya dengan alasan menyayangi buah hatinya tersebut.
Padahal sikap yang terlalu memanjakan ini sangat tidak dianjurkan karena di masa depan bisa menimbulkan efek yang kurang baik pada anak yang berkebutuhan khusus tersebut. Indria berpendapat, melakukan segala hal untuk buah hati yang berkebutuhan khusus justru bisa menjadi tidak positif karena buah hati akan menjadi tidak mandiri.
Tetap terhubung dengan kami untuk Update info terbaru agenda-agenda PTM Kementerian Kesehatan Indonesia.