Faktor Penyebab Terjadinya Synesthesia Menurut Peneliti Australia'

Faktor Penyebab Terjadinya Synesthesia Menurut Peneliti Australia

13 Oktober 2016

Synesthesia, mungkin banyak dari kita yang belum mengenalnya.


Tapi buat Anda yang pernah menyaksikan serial drama Korea berjudul 'The Girl Who Sees Smell' pasti cukup akrab dengan kata Synesthesia karena salah satu karakter utama dalam serial drama tersebut mengalami gejala Synesthesia.


Apa sebenarnya Synesthesia itu?


Synesthesia yang bisa digolongkan ke dalam gangguan indera ini merupakan kondisi di mana seseorang yang terkena synesthesia bisa mendengar warna dan melihat suara. Kondisi ini sudah pasti aneh dan menjadi sebuah fenomena yang cukup lama tidak diketahui penyebabnya. Tapi fenomena aneh ini di tahun 2015 kemarin sudah ditemukan penyebabnya oleh para ilmuwan di The Australian National University (ANU). Dr. Stephani Goodhew, ketua penelitian sekaligus dosen Australian National University Research School of Psychologym, mengungkapkan bahwa mereka yang menderita sindrom Synesthesia ini punya asosiasi mental yang lebih kuat tentang konsep-konsep yang berhubungan dengan warna dan suara.


Para penderita sindrom Synesthesia punya hubungan antar-bagian otak lebih kuat, khususnya pada bagian otak yang berfungsi mengatur warna dan bahasa. Karena semakin kuatnya hubungan antar-bagian otak itulah kemudian muncul efek pelatuk di mana satu kegiatan di bagian otak bisa menyebabkan terjadinya pergerakan kegiatan di bagian otak yang lain. Karena itulah tiap mereka yang menderita sindrom Synesthesia mendengar nada tertentu, mereka bisa melihat warna yang berbeda atau setiap mereka menyaksikan angka tertentu, akan selalu muncul warna yang tidak sama yang menyertai angka-angka tersebut.


Di kasus yang lain, bau yang dicium oleh penderita sindrom Synesthesia memiliki bentuknya sendiri-sendiri, seperti kotak untuk udara yang segar, bulat untuk aroma kopi, dan bulat dan kotak untuk aroma tubuh manusia. Sebelumnya para peneliti menduga sindrom synesthesia ini berhubungan dengan gaya berpikir konkrit yang tidak berhubungan dengan konsep hubungan rangsang dengan indera. Tapi ternyata hasil penelitian yang mereka lakukan menunjukkan hasil yang jauh berbeda.


Sumber: https://nationalgeographic.co.id/berita/2015/04/synesthesia-mendengar-warna-melihat-suara

Artikel Lainnya

Newsletter

Tetap terhubung dengan kami untuk Update info terbaru agenda-agenda PTM Kementerian Kesehatan Indonesia.

Agenda Mendatang
17 November 2024
Hari Diabetes Sedunia (World Diabetes Day) “Diabetes and Well-Being, Kelola Diabetes, Sejahterakan Hidupmu”
17 November 2024
Roche World Diabetes Day - 17 November 2024
26 November 2024
Webinar Hari Diabetes Sedunia 2024 "Diabetes and Well Being, Kelola Diabetes, Sejahterakan Hidupmu"
19 November 2024
Webinar Seri 3 Pasca Stroke: Tata Laksana pada Pasien Stroke di FKTP
05 November 2024
Webinar Seri 2 Hari Stroke Sedunia 2024 "Pre-Stroke: Pencegahan Stroke pada Kelompok Berisiko Tinggi di FKTP"
Selengkapnya