Meski penyakit thalasemia masih belum dapat ditemukan obatnya, namun penatalaksanaan yang tepat dapat membuat penderitanya menjalani hidup yang lebih berkualitas. Thalassemia adalah satu jenis anemia hemolitik dan merupakan penyakit keturunan yang diturunkan secara autosomal yang banyak dijumpai di Indonesia. Kita mengenal ada 2 tipe berdasarkan kelainan gen yaitu thalassemia alfa dan beta. Juga 2 tipe berdasarkan gejala klinis yaitu thalassemia minor dan mayor. Dengan kata lain kita mengenal bentuk thalassemia alfa minor dan mayor serta thalassemia beta minor dan mayor. Thalassemia minor tidak membutuhkan pengobatan khusus sedangkan thalassemia mayor dengan gejala utama pucat, perut tampak membesar karena pembengkakan limpa dan hati, yang apabila tidak diobati dengan baik akan terjadi perubahan bentuk tulang muka dan warna kulit menjadi hitam. Gambaran klinis yang dialami pasien dengan thalassemia mayor yang lanjut adalah tampilan kulit yang pucat, pembesaran limpa, perubahan bentuk tulang muka.
Penatalaksaaan Thalasemia
Penanganan thalassemia bervariasi sesuai jenis thalassemia yang diderita pasien. Berikut adalah panduannya: - Pada pasien thalasemia beta minor, pada umumnya tidak membutuhkan terapi khusus. Kadang-kadang diperlukan transfusi darah pada saat pasien tersebut dalam keadaan anemia fisiologi yang berat saat hamil, menyusui dan menstruasi. - Pada thalasemia beta mayor, pengobatan yang paling optimal adalah transfusi darah seumur hidup untuk mempertahankan kadar Hb selalu sama atau 12 g/dl dan mengatasi akibat samping transfusi darah.
Efek Samping Tranfusi
Efek samping transfusi darah adalah kelebihan zat besi dan terkena penyakit yang ditularkan melalui darah yang ditransfusikan. Pada penderita yang sudah sering mendapatkan transfusi darah, kelebihan zat besi ini akan ditumpuk di jaringan-jaringan tubuh seperti hati, jantung, paru, otak, kulit dan lain-lain. Penumpukan zat besi ini akan mengganggu fungsi organ tubuh tersebut dan bahkan dapat menyebabkan kematian akibat kegagalan fungsi jantung atau hati. Pemberian obat kelasi besi atau pengikat zat besi secara teratur dan terus-menerus akan mengatasi kelebihan zat besi.
Pengendalian Faktor Risiko Thallasemia
Thalasemia diartikan sebagai sekumpulan gangguan genetik yang mengakibatkan berkurang atau tidak ada sama sekali sintesis atau lebih rantai globin. Pengendalian faktor risiko dapat dimulai dari seseorang yang memiliki thalassemia trait/bawaan, pembawa thalassemia yang sehat. Maka untuk mencegah terjadinya keturunan yang menderita thalassemia, hindarilah perkawinan sesama pembawa sifat thalassemia. Berikut adalah kemungkinan-kemungkinan yang dapat terjadi jigak terjadi tali perkawinan: - Jika pasangan Anda memiliki darah normal, maka tidak mungkin anak-anak Anda akan menderita thalassemia mayor. - Jika Anda dan pasangan memiliki thalassemia trait/bawaan, maka dalam setiap kehamilan terdapat kemungkinan satu dibanding empat, bahwa anak Anda akan menderita thalassemia mayor.
Tetap terhubung dengan kami untuk Update info terbaru agenda-agenda PTM Kementerian Kesehatan Indonesia.