Kematian Mendadak Karena Gangguan Jantung di Usia Muda, Kenali Dua Penyebabnya'

Kematian Mendadak Karena Gangguan Jantung di Usia Muda, Kenali Dua Penyebabnya

19 Februari 2020

Dokter jelaskan ada dua kemungkinan seseorang dapat meninggal mendadak akibat gangguan pada jantung. Dapat disebabkan penyakit jantung koroner atau Sindrom Brugada (gangguan irama jantung akibat kelainan genetik).


Berita meninggalnya seorang pesohor  mengejutkan publik di tanah air. Aktor berusia 40 tahun ini disebut tutup usia karena serangan jantung. Banyak pihak terkejut lantaran usianya dinilai masih tergolong muda dan dikenal sehat dan tidak memiliki riwayat sakit apa pun, terutama yang berkaitan dengan jantung.


Kepada DW Indonesia, Dokter Spesialis Jantung Pembuluh Darah dari Rumah Sakit Budhi Asih Jakarta Timur, dr. Rizky Aulia Sp.JP  yang dilansir DW.com menjelaskan dua kemungkinan gangguan jantung yang dapat menyebabkan kematian mendadak pada manusia.


Serangan jantung karena penyakit jantung koroner


Menurut Rizky, serangan jantung adalah terjadinya penyumbatan di pembuluh darah koroner secara akut atau mendadak, yang biasanya diawali dengan pembentukan kerak di dalam pembuluh darah. Inilah yang disebut sebagai coronary artery disease atau penyakit jantung koroner.


Pembentukan kerak di dalam pembuluh darah menurut Rizky biasanya dimulai sejak usia muda, yaitu di usia dua puluhan tahun atau bahkan belasan.


Ada 5 faktor risiko jantung koroner yang menurut Rizky merupakan penyebab terbentuknya kerak di dalam pembuluh darah, yaitu



  • Kencing manis. Orang dengan kencing manis yang tidak terdeteksi akan terjadi pembentukan kerak di pembuluh darahnya.

  • Darah tinggi. Orang dengan darah tinggi dengan tensi di atas 140/90 tapi tidak terdeteksi dan tidak pernah dioperasi, berpotensi memunculkan kerak di seluruh tubuh termasuk pembuluh darah koroner.

  • Kolesterol tinggi, biasanya ditandai dengan kolesterol totalnya diatas 200 atau LDL (kolesterol jahat) diatas 150 yang dapat menyebabkan sumbatan.

  • Merokok. Rokok ia sebut mengandung zat yang dapat menyebabkan iritasi pada dinding pembuluh darah sehingga memudahkan terbentuknya kerak.

  • Faktor keturunan, faktor genetik yang menyebabkan pembuluh darah seseorang gampang terbentuk kerak.


Rizky menambahkan jika seseorang terkena serangan jantung maka sakit dada pada pasien biasanya terjadi lebih dari 20 menit. Gejala lainnya adalah keringat dingin, mual sampai muntah, keringat sampai membasahi baju, merasa tercekik, dan merasa pegal.


Sindrom Brugada


Selain disebabkan oleh penyumbatan pembuluh darah koroner secara tiba-tiba, kematian mendadak akibat gangguan jantung juga dapat disebabkan oleh Sindrom Brugada pada pasien yang terlihat sehat.


Sindrom Brugada adalah gangguan irama jantung akibat kelainan genetik. Ibarat mesin yang memiliki sistem listrik di dalamnya, pasien yang mengidap sindrom brugada juga mengalami gangguan aliran listrik pada jantungnya.


"Jadi kalau misalnya pada pasien pasien dengan brugada sindrom itu dia sistem listriknya lebih rentan untuk korslet dibandingkan dengan orang normal. Nah, korslet ini bisa menyebabkan sudden cardiac death, bisa berhenti mendadak walaupun tadinya tidak ada apa-apa," jelas Rizky.


Seperti dilansir dari laman mayoclinic.org, orang dengan Sindrom Brugada biasanya tidak memiliki gejala sehingga mereka tidak mengetahui kondisinya. Sindrom ini lebih sering dijumpai pada pria daripada wanita.


Menurut Rizky, kedua masalah jantung ini dapat diidentifikasi melalui EKG (Elektrokardiogram).


"Kalau misalnya pasien datang ke UGD dengan sakit dada itu darimana apakah dari brugada yang mengalami masalah atau dari serangan jantung yang tadi saya ceritakan dari awal, itu bisa dilihat dari EKG," jelasnya.


Lebih jauh, Rizky juga menuturkan bahwa orang yang terlihat sehat sangat mungkin terkena risiko serangan jantung karena "persepsi sehat menurut pasien belum tentu benar-benar sehat".


"Misalnya orang dengan merokok dia sehat tapi sebenarnya pembuluh darahnya udah jelek tapi belum bergejala atau pasien dengan obesitas dia tidak tahu kalau dia sudah kayak gimana sebenarnya ga pernah cek, makannya masih berantakan dia merasa dirinya sehat tapi tiba-tiba sakit dada, nah itu dari identifikasi faktor resiko awal itu yang sebenarnya masih sering missed," tambah Rizky.


Pencegahan


Bagaimana pencegahan terhadap serangan jantung? Rizky menjelaskan dapat dilakukan dengan eliminasi faktor risiko. Caranya dengan melakukan olahraga teratur dengan mengadopsi "rules of three".


"Jadi tiga sesi olahraga dalam seminggu 30 menit, minimal jalan paling tidak 3 kilo sehari," ujarnya.


Penulis : Prihardani Ganda Tuah Purba/DW

Artikel Lainnya

Newsletter

Tetap terhubung dengan kami untuk Update info terbaru agenda-agenda PTM Kementerian Kesehatan Indonesia.

Agenda Mendatang
14 March 2024
Hari Ginjal Sedunia - 14 Maret 2024
03 March 2024
Hari Pendengaran Sedunia 2024
04 March 2024
Hari Obesitas Sedunia 2024
27 March 2024
Webinar Hari Ginjal Sedunia 2024
07 March 2024
Seminar Puncak Hari Pendengaran Sedunia 2024
Selengkapnya