Cegah Penyakit Tidak Menular dengan Rajin Makan Buah dan Sayur dalam rangka memperingati Hari Buah Sedunia 2017'

Cegah Penyakit Tidak Menular dengan Rajin Makan Buah dan Sayur dalam rangka memperingati Hari Buah Sedunia 2017

14 Juli 2017

Riset Kesehatan Dasar 2013 menunjukkan tren penyakit tidak menular sebagai penyebab kematian semakin meningkat, yaitu dari 49,9% (tahun 2001) menjadi 59,5% (tahun 2007). Penyakit tidak menular tersebut antara lain hipertensi (25,8%), obesitas (15,4%),  stroke (12,1 ), diabetes melitus (6,9%), penyakit jantung koroner (1,5%), dan gagal ginjal kronis (0,2%).


Penyakit tidak menular kini banyak diderita oleh kaum urban dan mulai ditemukan di kelompok usia muda dan produktif (15-64 tahun). Padahal sebagian besar penyakit tidak menular dapat dicegah dengan perubahan pola makan dan gaya hidup. Rekomendasi perubahan pola makan yang dimaksud adalah dengan memperbanyak konsumsi buah dan sayur.


Namun data Riset Kesehatan Dasar 2013 menyatakan sebanyak 93,5% penduduk Indonesia berusia di atas 10 tahun masuk dalam kategori kurang makan buah dan sayur.


Fakta lain dari Departemen Pertanian tahun 2013 menunjukkan konsumsi sayur penduduk Indonesia hanya sebanyak 40,35 kg/kapita/tahun, sedangkan konsumsi buah sekitar 34,55 kg/kapita/tahun. Angka ini sangat rendah jika dibandingkan dengan anjuran Food and Agriculture Organization yaitu konsumsi sayuran idealnya 91,25 kg/kapita/tahun dan buah 73 kg/kapita/tahun.


Adapun kurangnya konsumsi buah dan sayur disebabkan oleh :



  • Buah dan sayur masih dianggap sebagai pelengkap makan sehingga tidak dikonsumsi secara teratur. Masyarakat Indonesia melihat buah dan sayur bukan prioritas yang harus ada dalam setiap menu makanan.

  • Pola pembentukan makan sehat tidak dimulai sejak usia dini akibat kesulitan ibu dalam memperkenalkan buah dan sayur kepada anak. Serta kurangnya pemahaman ibu mengenai konsumsi buah dan sayur yang tepat, baik dari sisi kuantitas asupan maupun manfaat berbagai variasi buah dan sayur.

  • Kesibukan masyarakat terutama para pekerja yang cukup tinggi. Akibatnya, sarapan dan makan siang seringkali dilakukan di lingkungan kerja.

  • Anggapan masyarakat bahwa harga buah mahal. Padahal banyak buah lokal yang dijual dengan harga terjangkau seperti jambu biji, pepaya, apel malang, dan apel manalagi.


Konsumsi buah dan sayur merupakan bagian dari diet yang direkomendasikan dalam menu sehari-hari. World Health Organization merekomendasikan 400 gram buah dan sayur per hari. American Heart Association merekomendasikan 8 porsi atau 4,5 mangkuk dari berbagai jenis buah dan sayur per hari. Sedangkan Kementerian Kesehatan melalui Pedoman Gizi Seimbang, Undang-Undang Kesehatan No. 36 tahun 2009 merekomendasikan konsumsi 3-5 porsi sayur dan 2-3 porsi buah per hari.


Ukuran satu porsi buah yaitu satu potong buah ukuran besar seperti melon dan semangka, atau satu buah ukuran sedang seperti apel dan pir, atau 10 buah ukuran kecil seperti anggur dan kelengkeng. Sementara ukuran satu porsi sayuran yaitu satu mangkuk ukuran sedang.


Kementerian Kesehatan Republik Indonesia terus menghimbau seluruh masyarakat untuk menerapkan gaya hidup sehat guna mencegah penyakit tidak menular. Gaya hidup sehat tercermin melalui gerakan CERDIK yang diinisiasikan oleh Kementerian Kesehatan Republik Indonesia :



  • Cek kesehatan berkala

  • Enyahkan asap rokok

  • Rajin aktivitas fisik

  • Diet seimbang

  • Istirahat cukup

  • Kelola stres


 

Newsletter

Tetap terhubung dengan kami untuk Update info terbaru agenda-agenda PTM Kementerian Kesehatan Indonesia.

Agenda Mendatang
17 November 2024
Hari Diabetes Sedunia (World Diabetes Day) “Diabetes and Well-Being, Kelola Diabetes, Sejahterakan Hidupmu”
17 November 2024
Roche World Diabetes Day - 17 November 2024
26 November 2024
Webinar Hari Diabetes Sedunia 2024 "Diabetes and Well Being, Kelola Diabetes, Sejahterakan Hidupmu"
19 November 2024
Webinar Seri 3 Pasca Stroke: Tata Laksana pada Pasien Stroke di FKTP
05 November 2024
Webinar Seri 2 Hari Stroke Sedunia 2024 "Pre-Stroke: Pencegahan Stroke pada Kelompok Berisiko Tinggi di FKTP"
Selengkapnya