Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular Cut Putri Arianie mengatakan, stroke menjadi penyebab kematian nomor satu di dunia setiap tahunnya. Data menunjukkan 1 dari 4 orang mengalami stroke, padahal sesungguhnya stroke dapat dicegah.
“Data Riskesdas 2013 prevalensi stroke nasional 12,1 permil, sedangkan pada Riskesdas 2018 prevalensi stroke 10,9 permil, tertinggi di Provinsi Kalimantan Timur (14,7 per mil) sementara terendah di Provinsi Papua (4,1 per mil),” jelasnya saat Temu Media Hari Stroke Sedunia di Gedung Kemenkes, Senin (28/10).
Menurut data BPJS Kesehatan tahun 2016 Stroke menghabiskan biaya pelayanan kesehatan sebesar Rp1,43 Trilyun, tahun 2017 naik menjadi Rp2,18 Trilyun dan tahun 2018 mencapai Rp2,56 Trilyun rupiah.
“Penyakit Kardioserebrovaskuler seperti stroke dan penyakit jantung koroner dapat dicegah dengan mengubah perilaku yang berisiko seperti penggunaan tembakau, diet yang tidak sehat dan obesitas, kurang aktivitas fisik dan penggunaan alkhohol,” kata dr. Cut.
Untuk mencegah stroke berdampak buruk, perlu mengetahui gejala-gejala yang biasanya terjadi pada penderita. Gejala-gejala itu antara lain ;
1. Senyum tidak simetris, atau moncong ke satu sisi, tersedak, dan sulit menelan air minum secara tiba-tiba.
2. Gerak separuh anggota tubuh melemah tiba-tiba, biasanya tubuh bagian kanan.
3. Tiba-tiba tidak dapat berbicara, kata-katanya tidak dimengerti, dan bicara tidak nyambung.
4. Kebas atau baal, dan kesemutan separuh badan.
5. Rabun, pandangan satu mata kabur terjadi tiba-tiba.
6. Sakit kepala hebat yang muncul tiba-tiba dan tidak pernah dirasakan sebelumnya. Gangguan fungsi keseimbangan seperti terasa berputar dan gerakan sulit dikoordinasi.
Bila gejala tersebut muncul penderita harus segera dibawa ke rumah sakit. Jangan sampai melebihi periode emas 4,5 jam pasca terserang stroke.
“Kementerian Kesehatan berharap, semoga kita semua dapat menjadi agen perubahan dalam perilaku hidup sehat, terutama dalam pencegahan dan pengendalian faktor risiko penyakit tidak menular, sehingga masyarakat Indonesia menjadi masyarakat yang sehat dan berkualitas,” ucap dr. Cut.
Tingkatkan Kesadaran
Hari Stroke Sedunia jatuh pada 29 Oktober dengan tema Don’t Be The One, dan tema nasional Otak Sehat, SDM Unggul. Hari Stroke kali ini merupakan peringatan untuk menggugah kesadaran masyarakat agar bisa hidup sehat.
Masyarakat juga diharapkan lebih berdaya dan produktif melalui kesiapsiagaan dan berperilaku hidup sehat. Mempermudah akses pelayanan kesehatan yang lancar dan baik, serta keterlibatan semua pihak dalam pencegahan dan pengendalian faktor risiko penyakit kardioserebrovaskular sejak dini.(Rokomyanmas)
Tetap terhubung dengan kami untuk Update info terbaru agenda-agenda PTM Kementerian Kesehatan Indonesia.