Pembangunan bidang kesehatan di Indonesia saat ini dihadapkan pada beban ganda, di satu pihak penyakit menular masih merupakan masalah kesehatan masyarakat, bahkan beberapa penyakit menular yang semula dapat dikendalikan telah muncul kembali. Di lain pihak telah terjadi peningkatan kasus penyakit tidak menular seperti penyakit jantung dan pembuluh darah, penyakit kanker, penyakit diabetes mellitus dan penyakit degeneratif serta gangguan akibat kecelakaan dan cidera. Kecenderungan ini dipacu oleh berubahnya gaya hidup masyarakat, modernisasi, urbanisasi penduduk antar kawasan atau negara yang tidak mengenal batas sehingga terjadi globalisasi hampir di semua aspek kehidupan baik sosial budaya, ekonomi, politik, ilmu pengetahuan dan teknologi.
Hasil Riskesdas tahun 2007 menunjukkan tingginya prevalensi PTM di Indonesia, seperti hipertensi (31,7%), penyakit jantung (7,2%), stroke (8,3%), diabetes mellitus (1,1%), asma (3,5%), penyakit sendi (30,3%), kanker / tumor (4,3%) dan cedera lalu lintas darat (25,9%).
Penyakit tidak menular (penyakit jantung, diabetes mellitus, kanker dan penyakit paru obstruktif kronis) merupakan titik akhir dari perjalanan faktor risiko yang tidak terkendali yaitu faktor risiko perilaku (merokok, diet tidak seimbang, alkohol dan kurang aktifitas fisik) yang akan menjadi faktor risiko perantara (hipertensi, hiperglikemia, obesitas dan hiperlipidemia) yang nantinya akan menuju pada titik akhir. Pengendalian PTM lebih dititik beratkan pada promotif dan preventif untuk mencegah faktor risiko, sehingga tidak akan berdampak pada sosial ekonomi. .
Untuk melakukan pengendalian PTM dan factor risikonya perlu dilakukan sosialisasi program PPTM kepada puskesmas dan lintas sector terkait agar mendukung program ini dan bersama-sama mengupayakan pengendaliannya. di wilayah kerja masing-masing.
Tetap terhubung dengan kami untuk Update info terbaru agenda-agenda PTM Kementerian Kesehatan Indonesia.