Pada hari ini bertempat di Kementerian Kesehatan ( Senin 8 Mei 2017) berlangsung Press Briefing dalam rangka memperingati Hari Thalassemia Sedunia tahun 2017 dengan Tema "Meningkatkan Kualitas Hidup Untuk Generasi yang Lebih Baik"
Tujuan peringatan ini adalah, Meningkatkan pengetahuan dan kesadaran masyarakat tentang Thalassemia, Mengembangkan upaya pencegahan yang efektif dan Memotivasi generasi muda agar melakukan konseling thalassemia sebelum menikah untuk mencegah penurunan.
Di Indonesia Thalassemia masih menjadi penyakit Katastropik dengan beban pembiayaan terbesar ke - 4 dalam JKN. Pada tahun 2014, biaya yang dihabiskan sejumlah 2,15 M tahun 2015 sebesar 4,16 M dan pada tahun 2016 mencapai 4,77 M.
Penanggulangan Thalassemia masih berfokus pada aspek kuratif, namun pada saat ini pemerintah juga mengembangkan berbagai upaya promotif & preventif.
Salah satunya dengan melakukan Komunikasi, Informasi, Edukasi (KIE) serta skrining atau deteksi dini pembawa sifat Thalassemia.
Penyakit Thalasseia merupakan penyakit darah sekelompok anemia ( kurang sel darah merah ) yang disebabkan oleh tidak sempurnanya pembentukan sel dasar merah akibat kelainan atau gangguan pada salah satu bahan pembentuk utama sel darah merah yang disebut rantai globin yang yang diwariskan secara genetik. Karena itu penyandang Thalassemia berat akan memerlukan pengobatan seumur hidupnya.
Gejala dan tanda penyandang Thalassemia bergantung pada derajat beratnya Thalassemia. Penyandang Thalassemia berat akan mengalami gejala anemia (pucat, lemah, lesu), limpa dan hatinya membesar, penampilan khas ( facies cooley ), bila sudah mengalami kelebihan besi kulit tampak kehitaman dan penyakit ( komplikasi ) pada seluruh organ tubuh.
Manifestasi klinis Thalassemia disebabkan oleh anemia dan kelebihan besi tubuh. Pada Thalassemia sedang (intermedia) pasien memerlukan transfusi darah lebih jarang dibandingkan dengan Thalassemia berat.
Penyandang Thalassemia mayor (Thalassemia berat) akan memerlukan transfusi darah secara reguler, terapi kelasi besi untuk mengeluarkan kelebihan besinya, spelektomi (operasi pengangkatan limpa) bagi yang sudah mengalami hipersplenism (gangguan pada limpa), tatalaksana komplikasi (penyulit) akibat penyakit dan pengobatannya, serta dukungan psikososial.
Dengan tatalaksana optimal kualitas hidup dan kelangsungan hidup penyandang Thalassemia dapat diupayakan memiliki kualitas hidup optimal. Adapun pada Thalassemia minor tidak memerlukan tranfusi darah.
Thalassemia dapat dicegah dengan memutus mata rantai penurunan gen Thalassemia dari orang tua, yaitu dengan cara mencegah perkawinan sesama pembawa sifat Thalassemia. Thalassemia berat lahir dari pernikahan sesama pembawa sifat yang tidak memiliki gejala. Periksakan darah sebelum menikah agar kita dapat mengetahui apakah diri kita pembawa sifat Thalassemia.
#HariThalassemiaSedunia #WorldThalassemiaDay #raiseawareness#blooddisorder #donateblood #savelife #DukungGERMAS #CERDIK #CegahPTM
Tetap terhubung dengan kami untuk Update info terbaru agenda-agenda PTM Kementerian Kesehatan Indonesia.