Koklea untuk Bilqis

Senyumnya menawan. Gerak-geriknya menggemaskan. Siapa nyana kalau bocah cantik 3 tahun ini dulu sering mengalah karena orang tak paham keinginannya. "Kalau sudah begitu, dia menangis dan mengamuk," Eni, ibunya, bercerita dengan mata berkaca. Sedih sekali, katanya.

Sejak usia 11 bulan, Bilqis ketahuan tak bisa menangkap suara. Neneknya, Bu Mahmudah (62 tahun) mengingat dengan jelas, "Saya panggil dari dalam rumah, Bilqis malah pergi keluar. Tidur melulu dan suka ngamuk, mungkin karena orang tidak mengerti dia." Meski semula tidak percaya dan sulit menerima kenyataan itu, Eni belakangan sadar dan mencurahkan semua upaya untuk membuat anak ketiganya itu dapat mendengar dengan baik. Semua mimpinya bermuara pada pendengaran Bilqis.

Bilqis adalah satu di antara anak-anak yang mengalami ketulian sejak lahir. Di Indonesia, diperkirakan sekitar 5.000 bayi lahir tuli. Dalam Bakti Kesehatan Nasional Telinga, Pendengaran, dan Mata di Jombang 11-13 Maret, Bilqis mendapat kesempatan untuk menjalani operasi implan koklea di RSUD Jombang secara gratis.

Menurut dr Artono Sp. THT-KL, dokter RSUD dr Soetomo dan Pengurus Perhati Jatim Utara, dalam keadaan normal, implan koklea, yang memakan biaya hingga ratusan juta, tidak mungkin dilakukan di RS tipe B seperti RSUD Jombang. Selain karena alasan peralatan, implantasi memerlukan penanganan terpadu yang juga melibatkan dokter anak dan psikolog.

"Sungguh ini seperti mukjizat," Eni mengungkapkan rasa senang dan syukurnya dengan suara agak tercekat. Sementara Bilqis, yang duduk manis di sampingnya, menatap dengan raut datar.

Ah, Bilqis, semoga bukan hanya pendengaranmu yang terbuka, tetapi juga layar kehidupanmu akan terkembang lebar. Dan, senyum menawanmu akan semakin cerdas dengan hadirnya suara yang memberi makna. (penulis :Christina M Udiyani, Hikmandari , penyunting dan Fotografi : anitasari)

#worldhearingday #Jombangberbakti#indonesiamendengar #baktikesehatannasional