Faktor Risiko Hipertensi
Dibedakan menjadi 2 kelompok, yaitu:
Faktor risiko yang melekat pada penderita hipertensi dan tidak dapat diubah, antara lain: umur, jenis kelamin, dan genetik.
Faktor risiko yang diakibatkan perilaku tidak sehat dari penderita hipertensi antara lain merokok, diet rendah serat, konsumsi garam berlebih, kurang aktifitas fisik, berat badan berlebih/kegemukan, konsumsi alkohol, dyslipidemia dan stress.
Penyebab Hipertensi
Berdasarkan penyebabnya, hipertensi dapat dibagi menjadi 2 kelompok:
Hipertensi essensial atau primer yang tidak diketahui penyebabnya (90%)
Hipertensi sekunder yang penyebabnya dapat ditentukan (10%), antara lain kelainan pembuluh darah ginjal, gangguan kelenjar Tiroid (hipertiroid), penyakit kelenjar adrenal (hiperaldosteronisme) dan lain –lain.
Untuk menegakkan diagnosis hipertensi dilakukan pengukuran darah minimal 2 kali dengan jarak 1 minggu. Menurut JNC-VII (2003) hipertensi diklasifikasikan sesuai tertera pada tabel 1
Klasifikasi hipertensi menurut JNC-VII 2003
Kategori | TDS (mmHg) | TDD (mmHg) |
Normal | < 120 | < 80 |
Pra-hipertensi | 120-139 atau | 80-89 |
Hipertensi tingkat 1 | 140-159 atau | 90-99 |
HIpertensi tingkat 2 | > 160 atau | > 100 |
Hipertensi Sistolik Terisolasi | > 140 dan | < 90 |
Hipertensi sistolik terisolasi (HST) didefinisikan sebagai tekanan darah sistolik >140 mmHg dengan tekanan darah diastolic < 90 mmHg
Tetap terhubung dengan kami untuk Update info terbaru agenda-agenda PTM Kementerian Kesehatan Indonesia.