a. Deteksi dini bertujuan:
- untuk mencegah perburukan/komplikasi dari Thalassemia mayor
- mendapatkan carrier & penyandang Thalassemia.
b. Deteksi dini dilakukan melalui program yang sudah berjalan, yakni pada kelompok sebagai contoh:
- Program usaha kesehatan sekolah: anak sekolah dengan hasil pemeriksaan penjaringan kesehatan/skrining mengarah ke Thalassemia dilakukan pemeriksaan lanjutan untuk
diagnosis pasti Thalassemia (genetik dan klinis).
- Medical check up dengan tujuan apapun, dengan hasil MCV, MCH rendah dengan atau tanpa anemia dilakukan pemeriksaan lanjutan kearah Thalassemia.
c. Deteksi dini kasus Thalassemia dilakukan pada pasien anemia (ringan/berat) kronis sebelum gejala klinis yang lain muncul seperti pembesaran hati limpa, perubahan bentuk tulang muka, kecurigaan kearah Thalassemia dapat juga berdasarkan riwayat anggota keluarga ada yang menderita Thalassemia.
d. Deteksi dini pembawa sifat Thalassemia lebih ditujukan pada anggota keluarga dari pasien Thalassemia mayor, intermedia, dan ”carrier” Thalassemia (skrining retrospektif), dan bila terdeteksi sebagai pembawa sifat Thalassemia dilakukan penjelasan mengenai risiko Thalassemia pada keturunannya dan cara pencegahannya serta pencegahan pernikahan antar pembawa sifat, skrining ibu hamil (diagnosis pranatal).
e. Pada kasus ini selain anamnesis dan pemeriksaan fisis, pemeriksaan laboratorium tahap awal yang dapat dilakukan adalah:
- Pemeriksaan darah: Haemoglobin, Hematokrit, MCV, MCH,RDW, dan morfologi sel darah merah (sediaan hapus darah tepi).
- Bila tidak ada fasilitas cell counter dapat dilakukan pemeriksaan Haemoglobin, Hematokrit, dan morfologi seldarah merah dengan sediaan hapus (hitung sel darah merah) untuk secara manual menghitung MCV dan MCH.
Tetap terhubung dengan kami untuk Update info terbaru agenda-agenda PTM Kementerian Kesehatan Indonesia.