Kanker serviks jadi penyebab kematian perempuan nomor dua di dunia setelah penyakit jantung koroner. Setiap dua menit, satu perempuan meninggal karena kanker ini. Di negara berkembang seperti Indonesia, kanker serviks jadi salah satu penyebab utama kematian.
Hingga 2016, baru sekitar 1,5 juta perempuan usia 30-50 tahun yang menjalani skrining kanker serviks (bersama kanker payudara) dari target 37 juta perempuan usia 30-50 tahun. Cakupan skrining IVA hanya 3,5 persen, sedangkan pap smear 7,5 persen.
Metode IVA ini dilakukan dengan cara inspeksi visual pada serviks yang diberi asam asetat atau dikenal dengan asam cuka. Setelah dilihat posisinya, leher rahim dipulas dengan asam asetat kadar 3-5 persen, selama 1 menit. metode IVA ini mudah, murah, dan memiliki keakuratan sangat tinggi dalam mendeteksi lesi atau luka prakanker hingga 90 persen.
Proses ini tidak menyakitkan. Hasilnya langsung diketahui saat itu juga, antara normal (negatif), atau positif (ada lesi pra-kanker). Jika ada kelainan, plak putih akan muncul pada serviks. Plak putih ini yang harus diwaspadai sebagai luka prakanker.
hasil aksi deteksi dini kanker leher rahim dengan metode IVA dikab.Flores Timur pada bulan Februari 2019 mencapai 1.989 orang,positif sebanyak 40 orang,erosi porsio sebanyak 130 orang,mioma geburt 1 orang..
Tetap terhubung dengan kami untuk Update info terbaru agenda-agenda PTM Kementerian Kesehatan Indonesia.