Fungsi Ginjal
Ginjal adalah salah satu organ penting dalam tubuh manusia, selain jantung, otak dan hati.
Fungsi ginjal sangat vital yaitu meliputi detoksifikasi darah; membantu tubuh untuk menyaring limbah dan membuangnya melalui urin; menjaga keseimbangan garam dan mineral dalam darah; serta mengatur tekanan darah dan memproduksi sel darah merah.
Fungsi ginjal dalam tubuh manusia dapat mengalami gangguan yang menyebabkannya tidak berjalan dengan normal. Gangguan ginjal sangat berbahaya karena berkaitan erat dengan kinerja organ-organ vital lainnya.
dr. Eka Laksmi Hidayati, Sp.A(K), UKK Nefrologi IDAI;
dr. Cut Putri Arianie,MH.Kes,Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit
Tidak Menular; Lawrence Tjandra (Host) pada acara
Media briefing Kenali
Gangguan Ginjal Pada Anak, 13 November 2018 di Kementerian Kesehatan,
gedung Adhyatma Jakarta.
Gangguan Ginjal
Umumnya gangguan ginjal diketahui menyerang orang dewasa, namun kini gangguan ginjal juga ditemukan pada anak-anak. Berdasarkan kronologis atau waktu terjadinya, gangguan ginjal pada anak terbagi menjadi dua, yaitu bawaan sejak lahir dan didapat setelah lahir. Gangguan ginjal bawaan sejak lahir umumnya ditandai dengan adanya kelainan bentuk ginjal dan saluran kemih. Sedangkan gangguan ginjal yang didapat setelah lahir biasanya ditandai dengan infeksi saluran kemih dan radang ginjal akibat berbagai proses yang bukan infeksi.
dr. Eka Laksmi Hidayati, Sp.A(K), UKK Nefrologi IDAI sebagai Narasumber
pada acaraMedia briefing Kenali Gangguan Ginjal Pada Anak
13 November 2018 di Kementerian Kesehatan, gedung Adhyatma Jakarta.
Gangguan Ginjal pada Anak
Gangguan ginjal pada anak sendiri terbagi dua yaitu gangguan ginjal akut dan kronik. Gangguan ginjal akut merujuk pada kondisi di mana ginjal anak mengalami kerusakan fungsi secara mendadak. Penyebabnya adalah penyumbatan sistem penyaringan ginjal oleh sel darah merah yang hancur, trauma luka bakar, dehidrasi, pendarahan, cidera atau operasi. Sedangkan gangguan ginjal kronik adalah kondisi penurunan fungsi ginjal anak secara bertahap selama kurun waktu tiga bulan atau lebih. Anak dengan gangguan ginjal kronik akan mengalami penurunan fungsi penyaringan kotoran, kontrol jumlah air dalam tubuh, serta kadar garam dan kalsium dalam darah. Akibatnya zat-zat sisa metabolisme yang tidak berguna akan tetap tinggal dan mengendap dalam tubuh anak sehingga lambat laun membahayakan kondisi kesehatannya.
dr. Cut Putri Arianie, MH.Kes,Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit
Tidak Menular pada acaraMedia briefing Kenali Gangguan Ginjal Pada Anak
13 November 2018 di Kementerian Kesehatan, gedung Adhyatma Jakarta.
Menurut data global, prevalensi gagal ginjal tertinggi terjadi di kawasan Asia yaitu 51-329 jiwa per 1 juta populasi anak; Eropa 55-75 jiwa per 1 juta populasi anak; dan Amerika Latin 42.5 jiwa per 1 juta populasi anak.[1] Sementara itu, data Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) menyebutkan pada 2017 terdapat 212 anak dari 19 RS di Indonesia yang mengalami gangguan ginjal dan menjalani cuci darah.
Tanda dan Gejala
Gangguan ginjal tidak dapat hilang dengan tindakan pengobatan dan cenderung memburuk dari waktu ke waktu. Jika gejala gangguan ginjal pada anak tidak terdeteksi sejak dini dan tidak ditangani segera, maka pada saat dewasa kondisinya akan mengarah ke gagal ginjal yang perlu diobati dengan metode transplantasi ginjal atau perawatan penyaringan darah. Umumnya tanda dan gejala gangguan ginjal adalah :
Adapun gangguan ginjal erat kaitannya dengan suatu penyakit atau kondisi merusak fungsi ginjal. Penyakit dan kondisi kesehatan tersebut meliputi :
Langkah-Langkah Pencegahan
Meskipun gangguan ginjal tidak selalu dapat dicegah, beberapa langkah berikut dapat diterapkan untuk menekan kemungkinan terjadinya gangguan ginjal pada anak. Upaya pencegahan dapat dilakukan dengan :
Testimoni Viara Hikmatun Nisa (Tengah), Anak dengan gangguan ginjal didampingi
kedua orangtuanya pada acaraMedia briefing Kenali Gangguan Ginjal Pada Anak,
13 November 2018 di Kementerian Kesehatan, gedung Adhyatma Jakarta.
Anak dengan gangguan ginjal membutuhkan biaya pengobatan yang besar, terancam mengalami tumbuh kembang yang terhambat, berkendala dengan proses belajar di sekolah yang berakibat pada menurunnya prestasi, merasa rendah diri, dan yang paling membahayakan adalah risiko kematian dini. Oleh karena itu, sangat penting bagi para orang tua dan masyarakat luas untuk mengenali faktor risiko dan gejala gangguan ginjal pada anak. Respon orang tua dan masyarakat terhadap gangguan ginjal akan sangat memengaruhi keberlangsungan hidup anak.
Foto Bersama Viara Hikmatun Nisa didampingi kedua orangtuanya dan Host Lawrence
Tjandra pada acaraMedia briefing Kenali Gangguan Ginjal Pada Anak,
13 November 2018 di Kementerian Kesehatan, gedung Adhyatma Jakarta.
Gerakan Ayo Minum Air (AMIR)
Untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan bahaya gangguan ginjal pada anak, Kementerian Kesehatan RI mengadakan serangkaian kegiatan promotif dan preventif meliputi sosialisasi dan diseminasi informasi tentang gangguan ginjal pada anak; serta pencanangan Gerakan Ayo Minum Air (AMIR). Kementerian Kesehatan RI memberikan himbauan kepada seluruh pihak termasuk media, swasta dan masyarakat untuk dapat berpartisipasi dan mendukung upaya pencegahan dan pengendalian gangguan ginjal pada anak. Kementerian Kesehatan juga mendorong Kementerian dan lintas sektor terkait lainnya untuk meningkatkan kerja sama dalam mengatasi masalah kesehatan sehingga semua kebijakan yang ada berpihak pada kesehatan.
[1] Harambat J et al, Pediatr Nephral 2012; Tan SY et al, W J Nephral 2016
Tetap terhubung dengan kami untuk Update info terbaru agenda-agenda PTM Kementerian Kesehatan Indonesia.