#KnowYourNumbers
Setiap tahun Hari Hipertensi Sedunia/World Hypertension Day(WHD) diperingati pada tanggal 17 Mei. WHD pertama kali digaungkan tahun 2005 yang kemudian secara rutin diperingati untuk meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap hipertensi. Peningkatan kesadaran untuk cek tekanan darah penting untuk mencegah dan mengendalikan sang pembunuh diam-diam/ “the silent killer” ini, karena tidak semua penderita hipertensi mengenali/merasakan keluhan maupun gejala.
Tema Hari Hipertensi Sedunia 2018 adalah #KnowYourNumbers atau #KetahuiTekananDarahmu yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran setiap orang untuk mengukur tekanan darahnya di semua lapisan masyarakat di seluruh dunia.
Hipertensi merupakan penyakit kardiovaskular yang paling umum dan paling banyak terjadi. Penyakit kardiovaskular/pembuluh darah dan penyakit jantung menjadi masalah utama di negara maju maupun berkembang sebagai penyebab kematian nomor satu di dunia setiap tahunnya. Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah salah satu penyakit kardiovaskular yang paling banyak disandang orang di dunia.
Hipertensi Secara Global
Data World Health Organization (WHO) tahun 2015 menunjukkan sekitar 1,13 miliar orang di dunia menderita hipertensi, artinya 1 dari 3 orang di dunia terdiagnosis menderita hipertensi, hanya 36,8% diantaranya yang minum obat.
Jumlah penderita hipertensi terus meningkat setiap tahunnya diperkirakan tahun 2025 akan ada 1,5 Miliar orang yang terkena hipertensi.
Setiap tahunnya di dunia diperkirakan 9,4 juta orang meninggal akibat hipertensi dan komplikasinya.
Nasional
Berdasarkan data Riskesdas, prevalensi hipertensi di Indonesia tahun 2013 sebesar 25,8%. Hanya sekitar 9,5% penderita hipertensi yang didiagnosis oleh Tenaga Kesehatan(Nakes).
Berdasarkan wawancara, hanya 0,7% penderita hipertensi yang minum obat. Di Indonesia, prevalensi hipertensi tertinggi berada di Provinsi Jawa Barat sebesar 29,4% dan yang terendah di Papua sebesar 16,8%
Berdasarkan Survei Sample Registration System (SRS) tahun 2014 menunjukan hipertensi dan komplikasinya sebagai penyebab kematian nomor 5 terbesar di Indonesia.
Data Survei Indikator Kesehatan Nasional (SIRKESNAS) tahun 2016 menunjukkan prevalensi tekanan darah tinggi pada penduduk usia 18 tahun keatas adalah 32,4%, dimana terjadi peningkatan dibandingkan data Riskesdas tahun 2013.
Dari kedua studi tersebut diketahui bahwa hanya sepertiga penderita hipertensi (36,8%) yang terdiagnosis oleh tenaga kesehatan dan hanya 0,7% yang minum obat.
Peningkatan Biaya Pelayanan JKN
Menurut data Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) bidang kesehatan tahun 2018, terjadi peningkatan biaya pelayanan hipertensi setiap tahunnya.
Pada tahun 2014 BPJS mengeluarkan biaya sebesar 2,8 Triliun untuk pelayanan hipertensi dan meningkat menjadi 3,7 Triliun ditahun 2015.
Tahun 2016 menjadi biaya untuk pelayanan hipertensi menjadi 4,1 Triliun.
CERDIK atasi Hipertensi untuk kendalikan faktor risiko
Hipertensi dapat dicegah dengan mengurangi perilaku yang berisiko seperti merokok, diet yang tidak sehat, obesitas, kurang aktifitas fisik, stres, dan penggunaan alkohol.
Menurut Riskesdas tahun 2013 (penduduk Indonesia usia 15 tahun keatas) ada sekitar 36,6% merokok, 93,5% kurang konsumsi buah dan sayur, 26,5% konsumsi lemak lebih dari 26 gram per hari, 16,4% obesitas, serta 26,1% kurang aktifitas fisik.
Upaya pencegahan dan pengendalian faktor risiko hipertensi dapat dilakukan antara lain melalui perubahan perilaku dengan gaya hidup CERDIK yaitu : Cek kesehatan secara berkala, Enyahkan asap rokok, Rajin beraktifitas fisik, Diet yang sehat dan seimbang, Istirahat yang cukup dan Kelola stres.
Untuk mencegah terkena hipertensi lakukan aktivitas fisik secara teratur (setidaknya 30 menit sehari), mempertahankan berat badan normal dan lingkar pingang ideal. Setiap penurunan 5 kg kelebihan berat badan dapat mengurangi tekanan darah sistolik sebesar 2 sampai 10 poin.
PIS-PK dan GERMAS
Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga (PIS-PK) dan Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (Germas) diharapkan menjadi cara yang efektif dalam mencegah dan mengendalikan penyakit tidak menular dengan menerapkan perilaku hidup sehat.
Instruksi Presiden nomor 1 tahun 2017 tentang Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (GERMAS), mengamanatkan harapan bagi seluruh komponen bangsa dengan kesadaran, kemauan, dan kemampuan sendiri berperilaku sehat untuk meningkatkan kualitas hidup, meningkatkan produktifitas dan menurunkan biaya pelayanan kesehatan.
Cek Tekanan Darah Anda
#KetahuiTekananDarahmu dengan CERAMAH (Cek Tekanan Darah di Rumah) secara rutin dengan cara yang baik dan benar, segera berkonsultasi dengan tenaga kesehatan/dokter bila dijumpai tekanan darah Anda tidak normal untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut.
Tips Cek Tekanan Darah di Rumah (CERAMAH)
Sebelum pengecekan :
• Usahakan tubuh dengan posisi duduk selama 2-5 menit.
• Tidak diperkenankan untuk meminum kopi
• Tidak mengkonsumsi obat sebelum pengecekan
• Tidak menahan buang air kecil.
Pengecekan sebaiknya dilakukan 2 - 3 kali dengan jangka waktu satu menit untuk
mendapatkan datavariasi tekanan darah.
Alat ukur tekanan darah yang paling dianjurkan adalah jenis digital, gunakan alat pengukuran yang sudah tervalidasi.
Lebih baik gunakan alat ukur yang menggunakan manset dan dililitkan pada lengan (brachial bloodpressure).
Untuk memahami lebih lebih jelas bagaimana mengukur tekanan darah yang baik dan benar dapat dilihat pada video berikut : Mengukur tekanan darah yang baik dan benar - 60 detik
Kendalikan Hipertensi dengan PATUH
Jika tidak terkontrol, hipertensi dapat menyebabkan terjadinya komplikasi seperti penyakit jantung koroner, gagal ginjal, gagal jantung, penyakit vaskular perifer dan kerusakan pembuluh darah retina yang mengakibatkan gangguan penglihatan.
Penyandang hipertensi harus mendukung pengobatan hipertensi pada dirinya dengan cara patuh minum obat sesuai yang dianjurkan oleh tenaga kesehatan dan monitoring kesehatannya secara berkala.
Penderita tekanan darah tinggi biasanya juga mempunyai kadar gula darah dan kolesterol yang tinggi, untuk itu sangatlah penting untuk memeriksa gula darah, kolesterol dan albumin urin secara rutin.
Bagi penderita hipertensi sebaiknya lakukan perubahan gaya hidup dan ikuti tips PATUH untuk cegah hipertensi agar tekanan darah terkontrol, Anda selamat.
P : Periksa kesehatan secara rutin dan ikuti anjuran dokter
A : Atasi penyakit dengan pengobatan yang tepat dan teratur
T : Tetap diet dengan gizi seimbang
U : Upayakan aktifitas fisik dengan aman
H : Hindari asap rokok, alkohol dan zat karsinogenik
Pengobatan hipertensi merupakan pengobatan yang lama dan terus menerus sepanjang hidup. Rekomendasi tindak lanjut berdasarkan pengukuran tekanan darah awal tanpa kerusakan organ target adalah sebagai berikut:
Tetap terhubung dengan kami untuk Update info terbaru agenda-agenda PTM Kementerian Kesehatan Indonesia.