Lawan Kanker dengan Berolahraga'

Lawan Kanker dengan Berolahraga

01 Maret 2018

Dari penelitian di Heidelberg, ditemukan olah raga meningkatkan kemungkinan pasien sukses memerangi kanker. Apa yang terjadi di dalam tubuh saat orang berolahraga?


Berjalan agar tidak lelah, mendayung, angkat besi untuk lebih berenergi. Terus berolahraga walau menderita kanker dan harus menjalani kemoterapi. Pasien-pasien ini merasa terbantu. Salah seorang mengatakan, "Saya lebih bertenaga dan bisa mengangkat barang untuk waktu lama." Ada juga yang mengatakan senang bisa melakukan sesuatu dan tidak dikalahkan begitu saja oleh penyakit. Mereka juga ingin membantu diri sendiri.


Dan ini tidak sekedar perasaan subyektif saja. Hasil studi baru menunjukkan: olahraga bisa membantu pasien kanker. Peneliti kanker, Profesor Cornelia Ulrich dari Pusat Penyakit Tumor di Heidelberg mengatakan, "Kami tahu secara konkrit, jika seseorang olahraga secara rutin saat kemoterapi, tidak akan ada efek merusak dan membantu rasa kelelahan kronis. Ada studi jangka panjang yang menunjukkan bahwa ada efek akan kemampuan bertahan hidup."


Tahun 2012, Jörg Wallenstein didiagnosa kanker usus besar. Tidak lama setelah operasi, ia menjadi salah satu dari 400 peserta studi program olahraga bagi pasien kanker usus di rumah sakit Heidelberg. Alat pengukur gerakan ini bisa membantu ilmuwan menguji aktivitas sehari-hari pasien dan efeknya terhadap kanker yang diderita. Para dokter menyarankan Jörg Wallenstein untuk Nordic Walking. Awalnya ia skeptis.


"Saya merasa lemah. Saya pikir ini seperti olahraga kakek-kakek yang jalan di hutan dengan tongkat. Saya tidak antusias." Kata Jörg Wallenstein. Tapi ia bertahan dan sejak itu berlatih dua kali dalam seminggu. Nordic Walking membantu kesehatan fisik dan psikis. Sekarang ia merasa lebih bebas. Dan juga lebih tenang.


Secara rutin kondisi kesehatan darahnya diperiksa. Dari hasil studi terhadap orang yang sehat, pakar kesehatan mengetahui bahwa olahraga memiliki dampak yang positif bagi tubuh. Prof. Cornelia Ulrich mengatakan, "Sistem kekebalan tubuh berubah. Seperti misalnya semakin banyak sel pembunuh alami yang dikeluarkan dan bersirkulasi dan bisa secara efektif melawan penyakit. Secara bersamaan ada juga efek latihan olahraga yang tahan lama. Fungsi perbaikan DNA menjadi lebih baik dan dengan demikian kerusakan dalam tubuh menjadi berkurang." 

Tidak hanya dalam darah terjadi perubahan, tetapi juga pada lemak tubuh. "Pada kanker usus besar misalnya, kami meneliti sejauh apa kaitan jaringan lemak yang juga menyelubungi usus besar dengan penyebaran kanker. Kami sedang meneliti apa yang terjadi dalam jaringan lemak. Apakah ada hubungannya dengan stadium tumor pasien yang datang kesini."

Bagaimana jaringan lemak bisa dikurangi lewat olahraga secara rutin dan apakah bisa mempengaruhi kanker usus besar, masih harus diriset oleh para dokter ahli ini.


baca:Artikel sumber

Artikel Lainnya

Newsletter

Tetap terhubung dengan kami untuk Update info terbaru agenda-agenda PTM Kementerian Kesehatan Indonesia.

Agenda Mendatang
14 March 2024
Hari Ginjal Sedunia - 14 Maret 2024
03 March 2024
Hari Pendengaran Sedunia 2024
04 March 2024
Hari Obesitas Sedunia 2024
27 March 2024
Webinar Hari Ginjal Sedunia 2024
07 March 2024
Seminar Puncak Hari Pendengaran Sedunia 2024
Selengkapnya