Pentingnya Skrining untuk Diabetes Tipe 2 Guna Mengurangi Risiko Terjadinya Komplikasi'

Pentingnya Skrining untuk Diabetes Tipe 2 Guna Mengurangi Risiko Terjadinya Komplikasi

19 November 2016


whatsapp-image-2016-11-19-at-14-21-57


Jakarta, 19 November 2016 – Federasi Diabetes Internasional (IDF) mengestimasi secara global sebanyak 193 juta manusia, atau setengah penyandang diabetes dewasa pada tahun 2015, tidak mengetahui mereka menderita diabetes. Sebagian besar dari jumlah tersebut adalah penyandang diabetes tipe 2 yang dapat dicegah sedini mungkin. Dalam perayaan Hari Diabetes Sedunia (HDS) 2016 ini, ditekankan pentingnya skrining terhadap adanya komplikasi diabetes yang menjadi faktor esensial dalam keberhasilan penatalaksanaan penyandang diabetes.


Jumlah penyandang diabetes akan meningkat terutama pada negara dengan GDP pada tingkat menengah hingga rendah. Berdasarkan data WHO, pada tahun 2015, total 415 juta penyandang diabetes meningkat empat kali dari 108 juta pada tahun 1980an. Lebih lanjut, IDF memprediksi angka tersebut akan bertambah menjadi 642 juta pada tahun 2040.


“Diabetes merupakan salah satu penyakit tidak menular dengan tingkat kematian tertinggi di dunia. Penyakit ini juga mengurangi produktivitas kerja dan tingkat pendapatan, mengurangani kualitas hidup penyandang yang kemudian mengarah pada komplikasi selanjutnya,” ungkap dr. H.M. Subuh, MPPM, Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P), Kementerian Kesehatan RI.


Di Indonesia sendiri, diabetes perkotaan merupakan salah satu tantangan yang mengurangi produktivitas kerja dan tingkat pendapatan – bahwa 7 dari setiap 10 penyandang diabetes mengalami komplikasi yang mengurangi kualitas hidup mereka hingga mengarah pada kematian. Bahkan pada tahun 2018, pemerintah Indonesia memproyeksikan biaya rawat inap yang diakibatkan oleh penyakit tidak menular adalah sekitar 2,2 triliun rupiah. Karena itu apabila seseorang terdiagnosa dari awal, maka pengobatan dapat dilakukan sedini mungkin sehingga dapat mengurangi resiko komplikasi yang membahayakan dan mahal.


Prof. DR. dr. Sidhartawan Soegondo, Sp.PD.KEMD, Konsultan Endokrin, Metabolik, dan Diabetes, menjelaskan, ”Pentingnya bagi penyandang diabetes untuk melakukan skrining, diagnosa awal, dan pendapatkan pengobatan yang dibutuhkan melalui tatalaksana yang terintegrasi secara menyeluruh. Cepat atau lambat diabetes akan mengalami komplikasi, karena itu skrining terhadap adanya komplikasi diabetes merupakan faktor penting dalam keberhasilan penatalaksanaan diabetes. Skrining diabetes tipe 2 sangat penting untuk dapat memodifikasi dan mengurangi faktor risiko terjadinya komplikasi dan kematian dini (premature).”


Dalam menanggulangi tantangan-tantangan akibat diabetes tersebut, Kementerian Kesehatan mengutamakan upaya promotif dan preventif, salah satunya melalui revitalisasi puskesmas sebagai tingkat layanan primer. Revitalisasi ini dilakukan karena implementasi pengobatan di era Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) bertumpu pada tingkat layanan kesehatan primer. Diharapkan dengan meningkatnya pelayanan di puskesmas, maka tatalaksana pengobatan diabetes dapat dilakukan secara menyeluruh.


Disisi lain, kejasama dan komitmen dari beragam pemangku kepentingan juga sangat dibutuhkan guna memastikan bahwa implementasi inisiatif perbaikan dapat berjalan dengan baik. Lebih lanjut, Thomas Holbaek, Director of Marketing & Commercial Effectiveness, Novo Nordisk mengungkapkan bahwa, “Sebagai fasilitator dari perubahan, Novo Nordisk Indonesia berkomitmen dan melakukan beragam kerjasama lintas sektor dalam meningkatan pengendalian diabetes, deteksi dini dan perawatan.”


“Salah satu realisasi komitmen kami untuk membawa perubahan bagi kondisi diabetes yang ada saat ini adalah dengan menandatangai satu perjanjian MoU bersama Dinas Kesehatan DKI Jakarta yang disebut dengan Jakarta Diabetes Roadmap (JDR),” Thomas menutup.


Dalam rangka memperingati Hari Diabetes Sedunia (HDS) 2016, selama bulan November Kementerian Kesehatan menyelenggarakan serangkaian kegiatan dengan topik Cegah, Obati, Lawan Diabetes, yang memfokuskan pada enam pesan utama, yakni: (1) Diabetes dapat dicegah, lakukan aksi sekarang juga, (2) Konsumsi makanan sehat dan bergizi sekarang, (3) Banyak melakukan aktivitas fisik, (4) Periksa kesehatan secara teratur, (5) Penyandang diabetes dapat hidup sehat dengan teratur mengikuti pengobatan dengan tepat dan benar, (6) Seluruh komponen masyarakat, pemerintah pusat dan daerah, organisasi profesi, kemasyarakatan dan sosial harus bergerak bersama-sama untuk menekan peningkatan angka diabetes.



Newsletter

Tetap terhubung dengan kami untuk Update info terbaru agenda-agenda PTM Kementerian Kesehatan Indonesia.

Agenda Mendatang
14 March 2024
Hari Ginjal Sedunia - 14 Maret 2024
03 March 2024
Hari Pendengaran Sedunia 2024
04 March 2024
Hari Obesitas Sedunia 2024
27 March 2024
Webinar Hari Ginjal Sedunia 2024
07 March 2024
Seminar Puncak Hari Pendengaran Sedunia 2024
Selengkapnya