Dari Jombang untuk Kesehatan Indera Nasional'

Dari Jombang untuk Kesehatan Indera Nasional

13 Maret 2017




Sabtu 11 Maret 2017, Jombang, yang dikenal sebagai kota santri, menorehkan jejak dalam sejarah kesehatan indera di Indonesia. Pagi hari, ketika matahari belum lagi tinggi, sekitar 5.161 siswa tingkat SD/MI, SMP/MTs hingga SMA/MA, Mualimin (SPG Agama),SMA Trensains dan MTs Madrassatul Qur'an telah berkumpul rapi di 9 lokasi sekolah milik Pondok Pesantren Tebuireng. Seorang siswi MTs SS Tebuireng, Zahra, yang hari itu berseragam pramuka, terlihat tak sabar menantikan apa yang segera akan terjadi.



Bersih-Bersih Telinga (BBT) untuk siswa sekolah yang segera dilaksanakan sejak pukul 8 pagi itu memang baru pertama kalinya di Jombang. Diselenggarakan dalam rangka Hari Pendengaran Sedunia yang jatuh pada setiap tanggal 3 Maret, BBT juga diikuti dengan berbagai kegiatan bakti kesehatan lain. Di antaranya adalah operasi bedah mikro gratis untuk 27 pasien penyakit telinga(1 Implantasi Koklea, 2 Timpanoplasti Endoskopi, 24 Timpanomastoidektomi), penyerahan bantuan 500 alat bantu dengar dari Starkey Foundation dan THT Promotif Kit dari BPJS. (Lihat: Koklea untuk Bilqis). Selain itu, digelar pula berbagai seminar untuk tokoh masyarakat, awam, dan tenaga kesehatan agar perhatian dan pemahaman tentang gangguan pendengaran lebih luas tersebar. Masih berkaitan dengan kesehatan indera, pada saat yang bersamaan dilakukan pula operasi katarak gratis oleh Perdami. (Lihat: Ajeng Mau Kuliah)



Menurut dr Purnaning Wahyu Prabarini, Sp THT-KL, Kepala Poli THT RSUD Jombang, seluruh kegiatan ini melibatkan sekitar 100 an lebih dokter (50 Dokter Spesialis THT dan 39 Dokter PPDS)dari Perhati - KL Jatim Utara dan Perhati - KL Jatim Selatan serta 20 dokter THT dari berbagai cabang Perhati di seluruh Indonesia, di samping 70 perawat pendamping, serta panitia penyelenggara. Selain itu, terlibat juga dokter spesialis mata yang tergabung dalam Perdami Jatim. Cukup beralasan bila dikatakan bahwa seluruh kegiatan yang terangkai dalam payung Bakti Kesehatan Nasional tersebut, sejauh ini adalah yang terbesar dilihat dari jumlah peserta, tenaga medis yang terlibat dan cakupan kegiatannya.



Investasi Masa Depan



Kesehatan indera, terutama pendengaran dan penglihatan, sejauh ini kurang dipandang mendesak oleh masyarakat dan pemerintah. Bisa dimaklumi, gangguan pendengaran bukanlah sesuatu yang mematikan. Jika dilihat dari jumlah, prevalensi penderita gangguan pendengaran di Indonesia adalah 4,5 persen atau sekitar 11,5 juta orang, jauh di bawah, misalnya, stroke.



Tetapi, sebagaimana dikatakan Ketua Komnas PGPKT, dr Damayanti Soetjipto Sp THT-KL (K), memelihara kesehatan telinga adalah investasi masa depan. Bukan hanya dalam hal ekonomis, tetapi juga kualitas kehidupan seseorang. “Itulah sebabnya, kita membuat kegiatan yang bergaung besar agar masyarakat mengerti, indera pendengaran adalah investasi masa depan. Bila gangguan pendengaran membuat orang menjadi cacat, maka biaya yang dikeluarkan akan sangat besar….menanggulanginya sejak awal, pemerintah bisa menghemat milyar atau bahkan trilyun rupiah,” tutur Damayanti.



Dibuka oleh Menteri Kesehatan Nina Moeloek, Bakti Kesehatan Nasional Telinga, Mata, dan Pendengaran selama tiga hari ini (11-13 Maret 2017) diselenggarakan oleh Perhimpunan Dokter Spesialis THT Bedah Kepala Leher Indonesia (Perhati KL) dan Kementerian Kesehatan bekerja sama dengan Ponpes Tebuireng dan RSUD Jombang.



Semoga dari Jombang “Indonesia Mendengar dan Melihat” akan terwujud.



#worldhearingday #indonesiasehat #IndonesiaBBT









Newsletter

Tetap terhubung dengan kami untuk Update info terbaru agenda-agenda PTM Kementerian Kesehatan Indonesia.

Agenda Mendatang
14 March 2024
Hari Ginjal Sedunia - 14 Maret 2024
03 March 2024
Hari Pendengaran Sedunia 2024
04 March 2024
Hari Obesitas Sedunia 2024
27 March 2024
Webinar Hari Ginjal Sedunia 2024
07 March 2024
Seminar Puncak Hari Pendengaran Sedunia 2024
Selengkapnya