Dalam rangka membangun Bangsa Indonesia yang sehat, bermutu, produktif dan berdaya saing tinggi, menuju tercapainya SDM unggul tiga peringatan puncak bertema kesehatan di gelar di Area Parkir Barat Gedung Sate BandungJawa Barat (Selasa 15 Oktober 2019). Peringatan ini diselenggarakan untuk meningkatkan kesadaran dan kepedulian masyarakat terhadap pencegahan dan pengendalian penyakit tidak menular dan gangguan kesehatan jiwa yang diperingati secara global dan nasional bulan Oktober ini yaitu :
Dihadiri Direktur Jenderal P2P Kemenkes RI, dr Anung Sugihantono, MKes ; Wakil Gubernur Jawa Barat, Uu Ruzhanul Ulum ; Ketua Jabar Bergerak, Atalia Praratyia Ridwan Kamil ; Direktur Pencegahan dan Pengendalian Masalah Kesehatan Jiwa dan Napza, Dr. dr. Fidiansjah, SP.KJ.,MPH rangkaian acara ini dimeriahkan dengan musik angklung yang dimainkan pelajar SMA Kota Bandung dan Rampak Gendang yang dimainkan oleh pelajar penyandang disabilitas netra dari SLBN A Kota Bandung. Acara dihadiri sekitar 500 orang terdiri dari unsur pemerintah daerah Provinsi Jawa Barat, Kota Bandung, Kota Cimahi dan Kab. Bandung Barat, BUMN, Swasta, Guru, mahasiswa dan anak sekolah di Kota Bandung, LSM, organisasi profesi dan organisasi masyarakat terkait, dll
Mengapa di Jawa Barat
Provinsi Jawa Barat dipilih sebagai lokasi Acara Puncak tahun ini, karena :
Berdasarkan hasil Rapid Assesment of Avoidable Blindness (RAAB) Jawa Barat memiliki prevalensi kebutaan kelima tertinggi di Indonesia yaitu sebesar 2,8% sekaligus sebagai daerah dengan populasi kebutaan kedua tertinggi di Indonesia setelah Jawa Timur yaitu sebesar 180.663 jiwa, dengan komitmen yang tinggi dalam program percepatan penurunan angka kebutaan akibat katarak. Disamping itu Provinsi Jawa Barat sudah membangun sistem rujukan terpadu gangguan penglihatan dimulai dari tingkat kader di UKBM hingga ke tingkat fasilitas pelayanan tingkat lanjut melalui Sistem Informasi Gangguan Penglihatan (SIGALIH).
Prevalensi Obesitas, di Provinsi Jawa Barat merupakan peringkat ke-14 dari 34 Provinsi di Indonesia dengan kenaikan 15,2% pada tahun 2013 menjadi 23% pada tahun 2018 berdasarkan Riset Kesehatan Dasar.
Sedangkan untuk masalah kesehatan jiwa, prevalensi Depresi pada penduduk Umur >15 tahun di provinsi Jawa Barat berdasarkan Riskesdas 2018 pada angka 7,8 % diatas prevalensi nasional sebesar 6,1 %.Disamping itu, Provinsi Jawa Barat Prevalensi Rumah Tangga dengan Anggota Rumah Tangga yang mengalami Gangguan Jiwa Skizofrenia/Psikosis sebesar 5,0 permil dibawah Prevalensi Nasional sebesar 6,7 permil.
Fokus Isu Pencegahan dan Pengendalian Gangguan Penglihatan
Anung Sugihantono yang mewakili Menteri Kesehatan menyampaikan Hari Penglihatan Sedunia tahun 2019 ini difokuskan pada isu sebagai berikut :
1) Peduli terhadap kesehatan mata dimulai dari pemeriksaan mata sendiri dan mendorong orang lain untuk melakukan hal yang sama,
2) Miopia dan retinopati Diabetik yang meningkatkan jumlah orang dengan gangguan penglihatan pada masa yang akan datang,
3) Katarak, kelainan refraksi, glaukoma, retinopati diabetik, AMD dan ROP masih menjadi fokus utama penanggulangan gangguan penglihatan, dan
4) Populasi berisiko yang menjadi sasaran rentan adalah anak-anak muda, anak sekolah, orang tua serta orang-orang dengan diabetes.
Pada kesempatan tersebut Anung berharap agar upaya–upaya pengendalian kebutaan terus dilaksanakan, mulai dari deteksi dini dan segera ditindaklanjuti sedini mungkin sesuai dengan indikasi sehingga masyarakat dapat segera dilayani dan terhindar dari risiko kebutaan.
Gerakan Lawan Obesitas
Obesitas merupakan salah satu indikator Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) tahun 2015-2019. Berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2013 dan 2018 di Indonesia menunjukkan peningkatan prevalensi obesitas pada penduduk berusia > 18 tahun dari 15,4% meningkat menjadi 21,8 %. Hal ini disebabkan adanya dampak revolusi industri, globalisasi dan kemajuan teknologi serta modernisasi. Obesitas merupakan pintu masuknya Penyakit Tidak Menular lainnya seperti penyakit jantung, stroke, diabetes, hipertensi, arthritis (radang sendi), yang pada akhirnya berdampak pada peningkatan pembiayaan kesehatan. Oleh karena itu, diperlukan upaya pencegahan dan pengendalian obesitas secara simultan melalui Gerakan Lawan Obesitas.
Obesitas adalah penumpukan lemak berlebihan dalam waktu lama yang dapat mengganggu kesehatan akibat energi yang masuk lebih besar dibanding energi yang dikeluarkan. Obesitas juga ditemukan pada orang dewasa, remaja dan anak-anak. Obesitas memiliki risiko kesehatan yang serius. Menurut riset 2017 dari Harvard T.H. Chan School of Public Health, orang yang mengalami kenaikan berat badan 2 hingga 9 kilo sebelum usia 55 tahun meningkatkan risiko kematian dini dan penyakit tidak menular seperti:
Peningkatan Angka Obesitas dan Beban Pembiayaan Kesehatan
Peningkatan angka obesitas di Indonesia secara signifikan menyebabkan juga peningkatan beban biaya kesehatan akibat PTM. Meningkatnya kasus PTM akan menambah beban masyarakat dan pemerintah.
Angka kematian disebabkan oleh penyakit kardiovaskuler dan diabetes di Indonesia yang lebih besar dari pada angka kematian dunia. Keadaan ini mengakibatkan beban biaya kesehatan terbesar di Indonesia saat ini disebabkan oleh PTM.
Jumlah kerugian ekonomi akibat kematian dini dan sakit kurang lebih mencapai 1/3 GDP Nasional, di mana 70%nya disebabkan oleh PTM.
Data Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan (BPJS) tahun 2017, yang menunjukkan bahwa 5,7% peserta JKN (10.801.787 orang) mendapat pelayanan untuk penyakit katastropik dan menghabiskan biayakesehatan sebesar 14,6 triliun rupiah (21,8%) dari seluruh biaya pelayanan kesehatan, dengan porsi terbesar adalah untuk pembiayaan penyakit jantung sebesar 50,9% atau 7,4 triliun rupiah diikuti dengan pembiayaan penyakit ginjal kronik sebesar 17,7% atau 2,6 triliun rupiah.
Mengatur Energi Secara Seimbang Cegah Obesitas
Mengingat bahaya akibat obesitas ini, maka perlu dilakukan pencegahan dan penanggulangannya. Pencegahan obesitas adalah dengan cara mengatur agar energi yang masuk harus seimbang dibanding energi yang dikeluarkan, sementara untuk penanggulangan obesitas maka perlu diatur agar energi yang masuk lebih kecil dibanding dengan energi yang dikeluarkan.
Obesitas dapat dicegah dengan perubahan gaya hidup. Upaya yang dilakukan untuk pencegahan dan penanggulangan obesitas harus oleh semua pihak. Lingkungan dan masyarakat yang mendukung sangat penting dalam menentukan pilihan orang, dengan menyediakan pilihan makanan yang lebih sehat dan aktivitas fisik reguler sebagai pilihan termudah (pilihan yang paling mudah diakses, tersedia, dan terjangkau).
Sedangkan untuk pencegahan Obesitas di tingkat individu, diharapkan tiap-tiap orang dapat melakukan:
Cegah Bunuh Diri melalui Promotif dan Preventif
“Suicidal behavior” atau perilaku bunuh diri telah lama dikenali dalam sejarah, akan tetapi prevalensi nya semakin meningkat . Dalam kurun waktu 10 tahun terakhir telah mencapai angka yang kritis. Secara global WHO menyebutkan lebih dari 000 orang meninggal setiap tahunnya atau sekitar 1 orang setiap 40 detik karena bunuh diri.
Data dari Mental Health Atlas tahun 2017 menyebutkan angka 3,4 / 100.000 populasi. Perilaku bunuh diri ini menjadi penyebab kematian no.2 terbanyak pada kelompok usia 15-29 tahun. Berikut beberapa data terkait prevalensi perilaku bunuh diri :
Dalam rangka Hari Pencegahan Bunuh Diri yang jatuh pada Selasa bulan yang lalu (tanggal 10 September 2019), WHO telah membuat kampanye berjudul aksi 40 detik. Yang mana kampanye ini dibuat untuk mengajak seluruh dunia perhatian atas meningkatkan kasus bunuh diri secara global.
Program Pencegahan yang dapat dilakukan di lingkungan sektor kesehatan diantaranya:
"Dengan adanya peringatan pada hari ini , kita dapat semakin menekan atau mengurangi angka gangguan penglihatan dan kebutaan, menurunkan angka obesitas, dan meningkatkan kesehatan jiwa masyarakat untuk mewujudkan Bangsa Indonesia yang sehat, bermutu, produktif dan berdaya saing tinggi, menuju tercapainya SDM unggul, Indonesia maju" ujar Anung pada akhir sambutan.
Sebelumnya diserahkan sejumlah 500 kacamata bagi anak-anak siswa sekolah
Tetap terhubung dengan kami untuk Update info terbaru agenda-agenda PTM Kementerian Kesehatan Indonesia.