Obesitas

Apa yang dimaksud dengan Obesitas

Informasi Seputar Obesitas

Berikut adalah tanda atau gejala yang dapat menentukan apakah seseorang mengalami atau berisiko obesitas, yaitu:

  1. Adanya keluhan seperti mendengkur (snoring) dan nyeri pinggul.
  2. Terdapat timbunan lemak di atas dada, leher, muka, lengan, bawah perut, pinggul, paha, perut atas, pinggang, dan perut bawah.
  3. Riwayat sosial/ psikologis misalnya stres.
  4. Riwayat keluarga yaitu orang tua dengan kelebihan berat badan dan obesitas.
  5. Riwayat mengonsumsi obat-obatan seperti obat untuk menggemukan badan, terapi hormonal tertentu, steroid, dan lain-lain.
  6. Riwayat berat badan sebelumnya.

Setelah kita mengetahui tanda atau gejala dari obesitas. Berikut adalah penyebab seseorang terkena penyakit obesitas: Pola makan:

  1. Makan berlebihan (porsi besar).
  2. Sering makan dan tidak teratur.
  3. Sering mengemil (kudapan).
  4. Makan dalam jumlah banyak dan dalam waktu singkat (terburu-buru).
  5. Menghindari makan pagi sehingga menambah porsi makan siang dan atau malam.
  6. Banyak mengonsumsi makanan gorengan, berlemak, dan manis-manis.
  7. Kurang makan sayur dan buah.

Pola aktivitas:

  1. Sering menonton televisi, bermain komputer, dan games tanpa melakukan aktivitas lebih dari 2 jam per hari.
  2. Kurang latihan fisik.
  3. Aktivitas fisik yang dilakukan secara terus menerus kurang dari 30 menit per hari.
  4. Kurang gerak (misalnya lebih senang menggunakan kendaraan bermotor daripada jalan kaki, menggunakan lift daripada tangga, dsb).

Faktor lain: Faktor lain yang berpengaruh terhadap obesitas antara lain: genetik, ketidakseimbangan hormonal, terapi obat tertentu seperti kortikosteroid, kontrasepsi oral, gangguan psikologis (stres), dan kondisi medis lainnya.

Mengukur berat badan (BB) dan tinggi badan (TB) Mengukur berat badan dan tinggi badan guna mendapatkan nilai Indeks Massa Tubuh (IMT) yang nantinya akan digunakan dalam menentukan klasifikasi atau derajat obesitas. Rumus penentuan IMT adalah: 249751_orig Pengukuran IMT ini tidak berlaku terhadap ibu hamil, atlit, dan penimbunan cairan yang tidak normal di kaki dan perut. Mengukur lingkar pinggang dan lingkar pinggul (Ling Ping Ping) Batas aman lingkar perut untuk pria adalah 90 cm dan wanita adalah 80 cm. Menentukan obesitas

  • Setelah mengukur IMT maka kita dapat menentukan klasifikasi obesitas seseorang, seperti tabel berikut:

Tabel 1 Klasifikasi Obesitasi

Kategori IMT (kg/ m2)
Pra obesitas 23 -24,9
Obesitas I 25,0 – 29,9
Obesitas II ≥ 30

Sumber: WHO Asia Pasific (2000)

  • Rasio lingkar pinggang dan pinggul pada laki-laki normalnya adalah <1 dan pada wanita normalnya adalah <0,8.

Berikut adalah beberapa tips yang dapat kita lakukan untuk mengatasi obesitas: Pencegahan: 1. Pola makan

  • Mengonsumsi makanan beraneka ragam, idealnya setiap kali makan terdiri dari 4 kelompok hidangan (makanan pokok, lauk pauk, sayur, dan buah).
  • Mengutamakan konsumsi makanan sumber karbohidrat kompleks, seperti kelompok padi-padian dan umbi-umbian yaitu 3 – 8 porsi per hari tergantung kepada kebutuhan.
  • Mengonsumsi makanan sumber protein hewani dan nabati masing-masing 2 – 3 porsi per hari, seperti ikan, tahu, tempe, dsb.
  • Mengonsumsi sayur 3 – 5 porsi per hari dan buah 2 – 3 porsi per hari.
  • Membatasi konsumsi lemak, minyak, gula, dan alkohol.
  • Membiasakan pola makan teratur yaitu terdiri dari 3 kali makan utama (pagi, siang, malam) dan 1 – 2 kali makan selingan.
  • Porsi makan malam lebih sedikit dibandingkan makan pagi dan siang.

2. Pola aktivitas

  • Meningkatkan aktivitas fisik minimal 1 jam per hari.
  • Membatasi aktivitas, seperti menonton televisi, bermain komputer, dan games.
  • Membatasi tidur yang berlebihan.
  • Melakukan latihan fisik minimal 2 – 3 kali seminggu dengan waktu 30 – 50 menit per kali latihan.
  • Latihan fisik dianjurkan bersifat aerobik, seperti jalan cepat, lari, senam aerobik, dan treatmil.

Tata laksana: 1. Pola makan Prinsip dasar penatalaksanaan obesitas yang dianjurkan badan dunia adalah diet rendah energi seimbang dengan pengurangan energi 500 – 1000 kkal dari kebutuhan sehari dengan cara:

  • Mengurangi konsumsi bahan makanan sumber karbohidrat kompleks, seperti nasi roti, jagung, kentang, dan sereal.
  • Menghindari konsumsi bahan makanan sumber karbohidrat sederhana, seperti gula pasir, gula merah, sirup, kue yang manis dan gurih, madu, selai, dodol, coklat, permen, minuman ringan, dsb.
  • Mengurangi konsumsi bahan makanan sumber lemak dengan tidak mengolah makanan dengan cara digoreng dan menggunakan santan kental, serta mentega dan margarin.
  • Mengutamakan konsumsi bahan makanan sumber serat, yaitu sayur yang diolah dengan cara direbus, dikukus, dan ditumis dengan sedikit minyak, serta buah yang dikonsumsi dalam keadaan utuh tanpa ditambah gula, susu kental manis, susu full cream, dan santan.
  • Menghindari buah-buahan yang mengandung energi tinggi, yaitu durian, alpukat, nangka, sawo, mangga, cempedak, pisang, dan serikaya.
  • Mengonsumsi buah sebagai makanan selingan.
  • Meningkatkan konsumsi cairan (dari air putih dan kuah sayur) minimal sepuluh gelas sehari.
  • Porsi makan kecil.

2. Pola aktivitas

  • Meningkatkan aktivitas fisik paling sedikit 1 jam per hari secara terus-menerus.
  • Latihan fisik kombinasi aerobik (naik sepeda, jogging, renang, dan golf) dan anaerobik (senam pernafasan, karate, lompat tinggi, dan angkat berat) dengan frekuensi 3 - 5 kali seminggu dan durasi 40 - 60 menit setiap kali latihan, serta intensitas sesuai dengan denyut nadi maksimal berdasarkan umur dan kemampuan (intensitas dinaikkan secara bertahap), seperti tabel berikut:

Tabel 2 Target Denyut Nadi Saat Latihan

Umur

Jumlah Denyut Nadi

(kali/ menit)

20 - 24 144 – 174
25 - 29 140 – 169
30 – 34 136 – 165
35 -39 133 – 161
40 -44 130 – 157
45 – 49 126 - 152
50 – 54 122 – 148
55 – 59 119 – 143
60 – 64 115 – 139
>65 111 - 135

(Burnet, Diet/ Fitnes: School Library Journal, 2005)

3. Psikoterapi

  • Psikoterapi dapat dilakukan untuk membantu memotivasi diri dalam melakukan perubahan perilaku hidup sehat.
  • Psikoterapi dapat dilakukan oleh tenaga kesehatan yang terlatih dan dapat diperoleh di pelayanan kesehatan.

4. Pengobatan

  • Pengobatan obesitas dapat dipertimbangkan apabila IMT ≥ 30 kg/m2 dan atau disertai dengan penyakit diabetes melitus, jantung, hipertensi, dan kadar lemak dalam darah tinggi.
  • Pengobatan obesitas dapat diperoleh di fasilitas pelayanan kesehatan, seperti puskesmas, dokter keluarga, klinik swasta, dan rumah sakit.
Artikel Seputar Obesitas
Obesitas, 04 Juni 2021
Apa dampak sosial dari Obesitas?

BAHAYA OBESITAS DAMPAK SOSIAL Obesitas mengakibatkan gerakan menjadi lamban sehingga ...

Obesitas, 04 Juni 2021
Apa saja dampak Obesitas? Yuk, cek apa saja dampaknya.

Apakah dampak obesitas? Sleep Apnore/henti napas waktu tidur Asma ...

Obesitas, 04 Juni 2021
Pola makan seperti apa yang dapat menyebabkan Obesitas? Yuk, simak.

Pola Makan yang dapat menyebabkan OBESITAS Banyak mengonsumsi makanan gorengan, be...

Obesitas, 16 Mei 2021
Yuk, beraktivitas fisik secara rutin setiap hari.

Aktivitas Rutin Selain Olahraga, disarankan: AYO BERUBAH! ...

Artikel Lainnya

Newsletter

Tetap terhubung dengan kami untuk Update info terbaru agenda-agenda PTM Kementerian Kesehatan Indonesia.

Agenda Mendatang
17 November 2024
Hari Diabetes Sedunia (World Diabetes Day) “Diabetes and Well-Being, Kelola Diabetes, Sejahterakan Hidupmu”
17 November 2024
Roche World Diabetes Day - 17 November 2024
26 November 2024
Webinar Hari Diabetes Sedunia 2024 "Diabetes and Well Being, Kelola Diabetes, Sejahterakan Hidupmu"
19 November 2024
Webinar Seri 3 Pasca Stroke: Tata Laksana pada Pasien Stroke di FKTP
05 November 2024
Webinar Seri 2 Hari Stroke Sedunia 2024 "Pre-Stroke: Pencegahan Stroke pada Kelompok Berisiko Tinggi di FKTP"
Selengkapnya