Data ponsel dunia: Orang Indonesia paling malas berjalan kaki'

Data ponsel dunia: Orang Indonesia paling malas berjalan kaki

06 Agustus 2018









Para peneliti di Universitas Stanford menggunakan data menit per menit dari 700.000 orang yang menggunakan Argus--aplikasi pemantau aktivitas--pada telepon seluler mereka.


Hasilnya, orang-orang di Hong Kong menempati urutan teratas dalam daftar penduduk paling rajin berjalan kaki. Rata-rata publik Hong Kong berjalan kaki sebanyak 6.880 langkah setiap hari.


Adapun penduduk paling malas sedunia adalah orang Indonesia yang berada pada posisi terbuncit dengan mencatat 3.513 langkah per hari.


"Kajian kami menyediakan data dari lebih banyak negara, lebih banyak subyek, dan memantau aktivitas orang setiap hari. Hal ini membuka pintu dalam melakoni sains dengan cara baru dan dalam skala yang lebih besar dari sebelumnya," kata Scott Dep, salah satu peneliti yang merupakan profesor di bidang bioteknik.



  • Salah satu subyek dalam kajian yang dipublikasikan jurnal Nature itu adalah taraf obesitas.


Map of inactivityFoto TIM ALTHOFF
Jumlah rata-rata langkah penduduk setiap negara dan daerah. Biru mengindikasikan penduduk yang sering melangkah, sedangkan merah menandakan penduduk yang jarang melangkah.


Kesenjangan aktivitas


Para peneliti menemukan adanya kesenjangan di setiap negara antara penduduk yang paling rajin beraktivitas dan paling malas bergerak. Semakin besar kesenjangan itu, semakin besar pula taraf obesitasnya.


Tim Althoff, salah seorang peneliti, mencontohkan Swedia.


"Swedia adalah salah satu negara dengan celah tersempit...Swedia juga merupakan negara dengan taraf obesitas terendah," kata Althoff.


Para peneliti terkejut bahwa kesenjangan aktivitas didorong oleh kegiatan berbasis gender.


Chart foto:TIM ALTHOFF
Perbandingan jumlah langkah per hari. Tampak bahwa khalayak paling banyak berjalan kaki pada pagi dan sore hari.


Di negara seperti Jepang—dengan kesenjangan sempit dan taraf obesitas rendah—pria dan perempuan berolahraga sama rajinnya.


Namun, di negara-negara yang kesenjangan aktivitasnya lebar—seperti Amerika Serikat dan Arab Saudi—kaum perempuannya menghabiskan waktu lebih sedikit untuk beraktivitas.


"Ketika kesenjangan aktivitas lebar, kegiatan perempuan berkurang jauh lebih dramatis dibandingkan kegiatan pria. Karena itu, keterkaitan dengan obesitas memengaruhi perempuan lebih besar," ujar Jure Leskovec, salah satu peneliti.


Subyek lainnya yang timbul dalam kajian ini adalah infrastruktur.


Data ponsel memperlihatkan kota-kota yang trotoarnya lebih bagus, seperti New York dan San Francisco, penduduknya lebih rajin berjalan kaki dibanding kota-kota yang bertumpu pada kendaraan sebagai wahana berkeliling, seperti Houston dan Memphis.


Artikel Lainnya

Newsletter

Tetap terhubung dengan kami untuk Update info terbaru agenda-agenda PTM Kementerian Kesehatan Indonesia.

Agenda Mendatang
14 March 2024
Hari Ginjal Sedunia - 14 Maret 2024
03 March 2024
Hari Pendengaran Sedunia 2024
04 March 2024
Hari Obesitas Sedunia 2024
27 March 2024
Webinar Hari Ginjal Sedunia 2024
07 March 2024
Seminar Puncak Hari Pendengaran Sedunia 2024
Selengkapnya