Sejumlah Dokter Puskesmas di Pemkot Cimahi dilatih Deteksi Dini Dan Tatalaksana Gangguan Pendengaran'

Sejumlah Dokter Puskesmas di Pemkot Cimahi dilatih Deteksi Dini Dan Tatalaksana Gangguan Pendengaran

21 Agustus 2018

Indera pendengaran merupakan investasi masa depan. Gangguan indera  pendengaran akan mengakibatkan gangguan komunikasi, pada anak akan menyebabkan gangguan penyerapan informasi berupa ilmu pengetahuan dan pembinaan masa depan. Pada dewasa akan sulit bersosialisasi, mencari dan mempertahankan pekerjaan. Peran penting indera pendengaran masih kurang mendapat perhatian.


Pembangunan Kesehatan di Indonesia mengacu kepada Amanah NAWACITA kelima yaitu meningkatkan kualitas hidup manusia dan NAWACITA keenam yaitu meningkatkan produktivitas rakyat dan daya saing di pasar internasional. Pembangunan kesehatan bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauaan dan kemampuan masyarakat untuk hidup sehat sehingga terwujud derajat kesehatan yang optimal. Keberhasilan pembangunan kesehatan berperan penting dalam meningkatkan kua;litas sumber daya manusia (SDM).


Fakta


Fakta menyatakan bahwa sebagian besar rakyat Indonesia akan mengalami gangguan pendengaran dan ketulian jika tidak segera dilakukan pencegahan. Hal ini berdasar data WHO yang menyatakan bahwa 360 juta (5,3%) penduduk dunia terkena gangguan pendengaran, setengahnya (180 juta lebih) berada di Asia Tenggara termasuk Indonesia, yang menduduki peringkat ke 4 setelah Bangladesh, Myanmar dan India. Data Indonesia menunjukan prevalensi ketulian cukup tinggi yaitu 4,6%, yaitu penyakit telinga 18,5%, gangguan pendengaran 16,8%, ketulian berat 0,4 %, populasi tertinggi di kelompok usia sekolah (7-18 tahun).


Selanjutnya WHO menyebutkan bahwa bayi lahir tuli ( tuli kongenital) berkisar 0,1 – 0,2 %, sehingga terdapat diperkirakan ada 5200 bayi tuli di Indonesia pertahun. Bayi-bayi ini berisiko gangguan perkembangan bahasa dan komunikasi (tunarungu wicara), berdampak pada kemampuan akademik dan kualitas SDM. Jika tidak ditolong mereka akan menjadi warga dengan masa depan suram.


Data menggembirakan adalah 50% gangguan pendengaran ini dapat dihilangkan melaui upaya pencegah dan pengobatan 5 penyakit yaitu :


1) congek (OMSK),

2. tuli kongenital (sejak lahir),

3. tuli akibat bising,

4) presbikusis (tuli orang tua) dan

5) serumen (kotoran telinga).


Strategi Pengendalian Penyakit Gangguan Indera


Pencegahan dan pengobatan kecacatan indera harus mendapat perhatian serius dari masyarakat dan pemerintah, hal ini merupakan upaya strategi pengendalian penyakit gangguan indera yang efisien dan efektif. Karena dampak kecacatan indera mengganggu proses belajar, pembinaan masa depan dan terbentuknya SDM berkualitas.


Diperlukan kerjasama erat dan kontribusi semua pihak dalam pencapaiannya, dimana setiap penduduk Indonesia memiliki derajat kesehatan telinga dan pendengaran yang optimal, sehingga program pemerintah membentuk manusia Indonesia yang bersumber daya, cerdas dan berkualitas tinggi tercapai.  


Menyadari pentingnya pencegahan ganguan Indera pada masyarakat maka Dinas Kesehatan Kota Cimahi merancang berbagai langkah langkah sbb ;






  • Peningkatan kapasitas dokter Puskesmas dalam pencegahan dan pengendalian gangguan indera dan fungsional.



  • Sosialisasi Materi Workshop kepada Staf Puskesmas



  • Implementasi Ekstrasi Serumen



  • Pengajuan Alat THT



  • Pengajuan Alat Audiometri





Pemateri dr.Asti Kristianti Sp THT-KL, M.Kes (RS Dustira)



     



Kegiatan dilaksanakan selama 2 hari pada tanggal 12 – 13 Maret 2018 bertempat Aula Pertemuan Puskesmas cimahi Tengah yang diikuti Dokter Puskesmas dan Dinas Kesehatan Kota Cimahi sebanyak 20 orang.



Kegiatan Workshop Deteksi Dini dan Tatalaksana Gangguan Pendengaran bagi dokter Puskesmas  ini di danai dari APBD tk II Kota Cimahi (Rp13.466.000) dengan menghadirkan para nara sumber dari Komda PGPKT Cab. Cimahi (Dr.Sigit sasongko, dr., SpTHT-KL, M.Kes,Kepala Dinas Kesehatan Kota  Cimahi, dr.Asti Kristianti Sp THT-KL, M.Kes (RS Dustira), dr.Yanti N., Sp THT-KL  (RS Dustira) dan dari Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat Drg. Ariep Sutedjo


Output dari kegiatan ini diharapkan meningkatnya kapasitas dokter dalam Deteksi Dini dan Tata laksana gangguan indera pendengaran di Fasyankes. sedangkan Outcome Kegiatan adalah tersedianya dokter di Puskesmas untuk Deteksi Dini dan Tatalaksana gangguan Indera pendengaran dan  masyarakat mudah mengakses nakes yang kompeten dalam penanganan kasus gangguan pendengaran


 

Newsletter

Tetap terhubung dengan kami untuk Update info terbaru agenda-agenda PTM Kementerian Kesehatan Indonesia.

Agenda Mendatang
14 March 2024
Hari Ginjal Sedunia - 14 Maret 2024
03 March 2024
Hari Pendengaran Sedunia 2024
04 March 2024
Hari Obesitas Sedunia 2024
27 March 2024
Webinar Hari Ginjal Sedunia 2024
07 March 2024
Seminar Puncak Hari Pendengaran Sedunia 2024
Selengkapnya