Teh Panas Terkait Peningkatan Risiko Kanker Bagi Perokok '

Teh Panas Terkait Peningkatan Risiko Kanker Bagi Perokok

19 Juni 2018

Minum secangkir teh manis panas sembari merokok di tengah udara dingin setelah hujan mengguyur, terasa nyaman tentunya.


Tetapi, sebuah studi China menunjukkan, minum teh sangat panas terkait dengan peningkatan risiko tumor esofagus pada mereka yang merokok dan mengonsumsi minuman beralkohol. Mengonsumsi rokok dan alkohol sendiri sudah meningkatkan risiko kanker.


Di antara orang dewasa China yang minum setidaknya satu gelas bir, koktail, atau anggur, sehari dan minum teh panas setiap hari, 5 kali lebih berisiko terkena kanker esofagus atau kanker kerongkongan, dibandingkan dengan orang-orang yang minum teh pada suhu lebih rendah, sekali seminggu, menurut studi tersebut.


Untuk para perokok, minum teh yang sangat panas setiap hari berkaitan dengan kira-kira dua kali berisiko terkena kanker esofagus, dibandingkan bila mengkonsumsi kurang dari mingguan.


“Menghindari konsumsi tembakau dan minuman beralkohol secara berlebihan adalah langkah paling penting mencegah kanker kerongkongan,” kata salah satu penulis studi, Dr Jun Lv dari Pusat Ilmu Kesehatan, Universitas Peking di China.


“Dengan adanya peningkatan risiko kanker kerongkongan dari merokok dan mengonsumsi minuman beralkohol, bila mereka minum teh yang sangat panas, risiko terkena kanker akan meningkat secara sinergis,” kata Lv melalui email.


Namun, minum teh panas saja tidak akan meningkatkan risiko kanker, kata Lv






Beberapa pria bersantai di sebuah kedai teh sambil merokok, di Yangon, Myanmar, 6 November 2015


Beberapa pria bersantai di sebuah kedai teh sambil merokok, di Yangon, Myanmar, 6 November 2015




China adalah salah satu di antara negara dengan jumlah kasus kanker tenggorokan tertinggi, para peneliti mencatat pada jurnal Annals of Internal Medicine. Karena para peminum teh di China, terutama pria, cenderung mengonsumsi minuman beralkohol dan merokok, studi sebelumnya tidak memberikan gambaran jelas atau menjelaskan apakah teh yang sangat panas mungkin faktor tunggal penyebab kanker esofagus.


Meski beberapa studi sebelumnya menunjukkan teh mungkin membantu melindungi saluran pencernaan dari tumor, namun beberapa studi berkali-kali menunjukkan mengonsumsi makanan atau minuman yang sangat panas bisa merusak kerongkongan dan membantu perkembangan tumor, para peneliti mencatat.


Untuk studi ini, para peneliti meneliti data dari 456.155 orang dewasa berusia 30-79 tahun, yang mengisi kuesioner tentang kebiasaan merokok, minum minuman keras dan teh.


Pada awal penelitian, tidak ada satupun responden yang terkena kanker. Para peneliti memonitor setengah responden selama 9 tahun. Dalam perjalanan penelitian, 1.731 orang terkena kanker.


Orang-orang yang minum teh sangat panas, mengonsumsi minuman alkohol secara berlebihan dan juga merokok, berisiko lima kali lipat terkena kanker esofagus, dibandingkan mereka yang sama sekali tidak melakukan kebiasaan ini.


“Orang-orang mungkin tidak memperkirakan suhu teh mereka dengan sempurna dan ini keterbatasan utama studi ini,” kata Neal Freedman, pengarang dari tajuk yang mendampingi studi dan peneliti dari Divisi Epidemiologi dan Genetika Kanker di Institut Kanker Nasional di Bethesda, Maryland.


“Minum teh pada suhu rendah tidak bisa dianggap sebagai pengganti untuk berhenti merokok dan membatasi asupan minuman beralkohol,” kata Freedman melalui email.


“Namun data yang terkumpul menunjukkan minum teh yang sangat panas juga bisa meningkatkan risiko kanker kerongkongan dan mungkin lebih disarankan untuk orang-orang yang gemar minum minuman yang sangat panas, untuk menunggu dingin sebentar sebelum minum, meski mereka bukan perokok atau peminum alkohol.”(VOA)

Artikel Lainnya

Newsletter

Tetap terhubung dengan kami untuk Update info terbaru agenda-agenda PTM Kementerian Kesehatan Indonesia.

Agenda Mendatang
14 March 2024
Hari Ginjal Sedunia - 14 Maret 2024
03 March 2024
Hari Pendengaran Sedunia 2024
04 March 2024
Hari Obesitas Sedunia 2024
27 March 2024
Webinar Hari Ginjal Sedunia 2024
07 March 2024
Seminar Puncak Hari Pendengaran Sedunia 2024
Selengkapnya